Sepekan Ganjil Genap di Tol Bekasi, Efektif?

Sepekan Ganjil Genap di Tol Bekasi, Efektif?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 19 Mar 2018 08:01 WIB
Sepekan Ganjil Genap di Tol Bekasi, Efektif?
Foto: Dwi Andayani/detikcom
Jakarta - Pemerintah telah merilis tiga kebijakan sekaligus untuk mengurai kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Kebijakan yang dikeluarkan pada 12 Maret 2018 yaitu, pertama, pengaturan jam operasional angkutan barang (golongan III, IV dan V) pada ruas Tol Jakarta-Cikampek. Berlaku Senin hingga Jumat dari pukul 06.00 -09.00 WIB, kecuali pada hari libur nasional.

Kedua, pengaturan kendaraan pribadi melalui skema ganjil-genap melalui Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta. Ketentuan berlaku pada waktu yang sama.

Ketiga, pemberlakuan lajur khusus bus di Tol Jakarta-Cikampek ruas Bekasi Timur-Jakarta serta pengoperasian Bus Transjabodetabek Premium. Waktu penerapan juga sama yakni pukul 06.00 - 09.00 WIB, kecuali pada hari libur nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah sepekan kebijakan itu berjalan. Di akhir pekan lalu (18/3/2018), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Mega City Bekasi untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan itu. Apa hasilnya? Berikut dirangkum oleh detikFinance.
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, kepadatan lalu lintas turun hingga 36% pada waktu-waktu kebijakan diterapkan yakni pukul 06.00-09.00 WIB. Kemudian, kecepatan kendaraan naik sebanyak 22%

"Saya mengapresiasi bahwasanya dalam beberapa hari ini ada data-data yang menggembirakan. Di catat di sini pada jam tersebut lalu lintas itu turun 36%," kata dia.

Budi Karya mengatakan, penurunan lalu lintas tersebut disebabkan karena beberapa pola. Di antaranya, para pemilik kendaraan berangkat lebih pagi untuk pergi ke Jakarta.

"Jadi lebih pagi kurang lebih 6%-11% satu jumlah yang banyak," ujar dia.

Kemudian, pemilik kendaraan memilih rute lain. Salah satunya melalui Pintu Tol Tambun.

"Sedangkan yang adalah lain mengubah rute, dari semula mereka lewat Bekasi Barat, Timur mereka pindah Tambun, pindah beberapa tempat lain," ujar dia.

Meski sukses mengurai kemacetan, Budi Karya mengatakan pemanfaatan bus TransJabodetabek Premium belum optimal. Padahal, bus ini disediakan untuk melayani masyarakat dari Bekasi. Tarif untuk bus ini sebesar Rp 20 ribu.

"Ada satu belum maksimal yaitu penggunaan, karena memang melakukan jalur khusus kita harapkan semua penumpang itu pindah jalur khusus dengan premium. Tercatat masih 30%, dari okupansi yang disediakan," ujar Budi Karya.

Tarif bus TransJabodetabek Premium turun dari Rp 20.000 menjadi Rp 10.000. Tarif tersebut berlaku Senin ini (19/3/2018).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, penurunan tarif ini dilakukan karena bus tersebut belum optimal menyerap penumpang. Lantaran, tingkat keterisian hanya 30% saat kebijakan pengurai macet di Tol Jakarta-Cikampek diberlakukan pada 06.00-09.00 WIB.

Budi Karya mengatakan, jumlah bus yang tersedia 48 bus. Selain tarif bus, tarif penitipan mobil juga diturunkan dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5 ribu.

"Kendaraan yang parkir mal ini atau tempat lain yang kita sediakan dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5 ribu," ungkapnya.

Sehingga, total biaya yang dikeluarkan pemilik kendaraan yang akan menggunakan bus TransJabodetabek turun hingga 50%. Dari semula mesti mengeluarkan Rp 30 ribu per hari untuk bus dan parkir, menjadi Rp 15 ribu.

"Kita ingin okupansi bus naik, mal ramai jadi suatu lifestyle baru dari satu kota ke kota lain memang lebih bagus menggunakan bus dari kendaraan pribadi," jelasnya.

Setelah melakukan pengaturan lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek menuju Jakarta, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, akan mengatur Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi).

Budi Karya mengatakan, pengaturan Tol Jagorawi yakni dengan memberikan lajur khusus untuk bus. Jadi, tidak mengatur ganjil-genap kendaraan dan operasi truk.

"Kita juga sedang akan memberlakukan jalan menuju Jakarta, Jagorawi, Tangerang. Mungkin yang akan dulu Jagorawi. Di sana tak ada truk, jadi mungkin dengan memberikan lajur khusus untuk bus," kata dia.

Dia mengatakan, kebijakan ini akan berlangsung paling lama dua pekan ke depan. Langkah ini ditempuh supaya masyarakat beralih ke angkutan umum.

"Berkaitan dengan Jagorawi, Jagorawi itu kita akan lakukan waku dekat paling lama 2 minggu. Kita akan identifikasi dan koordinasi," ungkapnya.

Sementara, untuk Tol Tangerang, dia mengatakan akan menerapkan tiga paket kebijakan sekaligus seperti halnya Tol Jakarta-Cikampek. Kebijakan itu yakni penyediaan jalur khusus bus, pembatasan operasi truk, dan ganjil genap.

"Tangerang mungkin agak lama, tapi kita diskusikan. Kita akan melakukan tiga paket ini, truk, penyediaan lajur khusus, dan ketiga membuat ganjil genap," ujar Budi.

Kebijakan penanganan macet di Tol Jakarta-Cikampek seperti ganjil-genap bakal diliburkan saat mudik Lebaran. Pasalnya, arus kendaraan ke Jakarta relatif sepi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hal itu mungkin dilakukan. Sebab, kendaraan akan cenderung keluar dari Jakarta.

"Ada kemungkinan itu. Kalau Lebaran kan massal orang mau pulang. Dan kepentingannya dia keluar Jakarta," kata dia.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, hal tersebut tidak berpotensi macet. Sebab, pekerjaan konstruksi di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek juga bakal libur saat mudik."Karena pekerjaan juga berhenti," tutupnya.


Hide Ads