Kunjungannya ke beberapa negara di dunia ini ada yang mendapatkan mandat dari Presiden Jokowi, dan ada juga untuk memperjuangkan produk Indonesia, salah satunya minyak kelapa sawit atau CPO.
Luhut juga melaporkan soal rencana kunjungan Presiden World Bank yang akan menghadiri Indonesia-Afrika Forum pada Januari 2019. Di mana ada 53 negara yang bakal hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai kunjungan kerjanya di ASEAN, dirinya bakal ditemani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk berkeliling ASEAN pada 27-28 ke Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Di sini, Luhut akan menyampaikan surat undangan kepada para kepala negara untuk hadir ke Bali.
"Ini ingin menyampaikan surat presiden dalam rangka ASEAN Leader gathering di Bali, itu 10 negara ASEAN," kata dia.
Selanjutnya, Luhut juga melaporkan rencananya akan kunjungan kerja ke Belgia untuk bertemu langsung dengan parlemen Uni Eropa mengenai penggunaan biodiesel. Salah satu yang disampaikan tentang penerapan perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan yang sudah diterapkan pemerintah.
Parlemen Uni Eropa memutuskan melarang penggunaan minyak sawit atau CPO untuk biodiesel mulai tahun 2021. Hal itu juga berdasarkan voting mengenai proposal UU energi baru terbarukan.
"Jadi sudah diperintah presiden sebagai spesial envoy, karena ini biodiesel, bukan semua, jadi harus clear dulu," ungkap dia.
Sebelum ke Belgia, Luhut bakal hadir ke acara Spring Meeting di Washington DC yang berkaitan dengan acara IMF-WB pada Oktober 2018. Di sini Luhut akan mempresentasikan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah IMF-WB.
"Saya langsung berangkat dari Washington DC, langsung ke sana (eropa). Pertama kami mau ke Vatikan, mudah-udahan bisa ketemu Pope (Paus Fransiskus), pada 24-26 (April) diantara itu, apakah ke situ atau ke Uni Eropa, tergantung Uni Eropa lha. Mungkin kita ke Inggris, Jerman, Belanda, Belgia," ujar dia.
Khusus kunjungannya ke Vatikan, Luhut mengaku ingin menyampaikan surat Presiden Jokowi yang ditujukan kepada Pope.
"Kita mau menyampaikan hal lain, ada surat presiden kepada beliau, ada urusan lain, masak saya harus beritahu ke kamu," tutup Luhut.











































