Didampingi Direktur Kontruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim, Budi mengecek bagian luar gerbong tersebut. Terlihat ia antusias terhadap gerbong asal Jepang tersebut.
"Saya lihat sesuai, detail-detail dari joint-joint pada roda kereta itu halus. Itu menunjukan Jepang sangat serius memberikan atau menjual barang-barangnya ke Indonesia," katanya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengaku senang atas kedatangan gerbong MRT karena dengan begitu rencana mulai dari tes hingga operasi transportasi tersebut bisa dilaksanakan sesuai jadwal.
"Saya senang gerbong dari MRT sudah datang, berarti kita on scedule untuk melaksanakan beberapa tahap ada static tes, dinamic tes, dan real tes," ungkapnya.
Kemudian, ia memaparkan pada bulan ini pihaknya akan langsung melakukan static tes.Sehingga pada bulan Oktober bisa melaksanakan real tes dan beroperasi Maret 2019.
"Kita rencanakan bulan April ini mulai static tes dan kita rencanakan tes di rel yang sebenarnya itu pada Oktober. Sehingga kita harapkan pada Maret 2019 ini bisa beroperasi," sambungnya.
Ia pun mengimbau kepada PT MRT dan tim kereta api (KA) agar tes dapat melaksanakan dengan baik. Pasalnya, tes tersebut juga dilakukan sebagai penelitian.
"Yang saya tekankan baik kepada MRT maupun tim KA agar kita benar-benar melakukan tes ini dengan baik. Karena MRT digunakan massal pada daerah yang rendah yang butuh ketelitian yang tinggi," sambungnya.
"Saya harapkan proses itu bisa lebih baik. Dengan gerbong ini sudah datang lebih awal kita bisa menyesuaikan SDM kita dengan real tech yang ada dan mereka jadi familiar dan untuk itu saya minta kepada MRT untuk mempersiapkan SDM itu dengan baik," tutupnya. (dna/dna)