Pria yang lahir pada 1 Mei 1965 ini bisa dibilang memiliki pengalaman segudang sebagai pengusaha. Boy telah menjadi pebisnis sejak usia 25 tahun, itu artinya dia telah terjun di dunia usaha sekitar 28 tahun.
Selama dia melakoni perannya sebagai pengusaha, Boy beberapa kali dihadapi masalah. Namun Boy kembali bangkit dengan berpegang teguh terhadap pedoman hidupnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy memberi contoh, meski jadi pengusaha dia tidak pernah menganggap bahwa uang adalah segalanya. Menurutnya pemikiran itu membentuk karakter pribadi yang baik.
"Dalam arti kata bahwa uang itu bukan segalanya. Kalau menganggap uang segalanya karakter kita buruk, menghalalkan segala cara. Kita harus punya integritas, harus menghargai orang, harus rendah diri," tuturnya di Menara Karya Rabu (18/4/2018).
Kedua, lanjut Boy, selalu yakin bahwa kesuksesan bukan suatu hal yang instan. Perlu proses dalam meraihnya. Itu artinya butuh kerja keras dan pantang menyerah ketika menjalaninya.
"Seperti naik tangga, pelan-pelan tak terasa sudah tangga ke-100. Tapi kalau kita lompat-lompat dari tangga ke-1 ke tangga ke 4, ya bisa jatuh. Saya juga selalu bilang bisnis itu sulit, tidak mudah," terangnya.
Ketiga, menurut Boy pengusaha sukses harus pintar. Sebab pengusaha berkaitan erat dengan perkembangan zaman. Sehingga perlu kepintaran untuk menyiasatinya jika tidak ingin tergerus perkembangan zaman.
"Keempat, pengusaha harus memiliki jaringan yang luas. Susah berbisnis di Indonesia kalau tidak punya teman," tambah Boy.
Terakhir, berserah diri kepada Tuhan. Boy percaya segigih apapun berusaha tidak akan bisa meraih keinginannya jika Tuhan tidak berkehendak.
Sekedar informasi, Majalah Forbes edisi 2017 mendapuk Boy sebagai orang terkaya Indonesia ke-23. Forbes mencatat total kekayaannya mencapai US$ 1,41 miliar atau setara Rp 19,03 triliun (kurs Rp 13.500). (zlf/zlf)











































