Dolar AS Menguat, Pengusaha: Jangan Sampai Rp 14.000

Dolar AS Menguat, Pengusaha: Jangan Sampai Rp 14.000

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Senin, 23 Apr 2018 16:50 WIB
Ilustrasi dolar AS/Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) kian perkasa terhadap rupiah. Bahkan, dolar AS sempat tembus Rp 13.944, nyaris Rp 14.000.

Kondisi ini membuat para importir was-was karena nilai kontrak mereka dalam dolar AS bakal melambung.

"Jangan sampai Rp 14.000, kritisnya 14 (Rp 14.000). Kita punya kontrak tahunan, kalau tiba-tiba melonjak naik repot juga," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman, di Kementerian Perindustrian, Senin (23/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Adhi menjelaskan, penguatan dolar AS terhadap rupiah berpengaruh pada harga bahan baku impor. Contohnya gula, garam, kedelai, dan jagung.

Produk bahan baku impor memakai kontrak tahunan, namun jika nilai tukar dolar AS menguat terhadap rupiah maka otomatis ada penyesuaian.


"Tapi kalau bahan baku tahunan seperti gula garam, kedelai, jagung pasti ada penyesuaian, meskipun kita kan kontraknya basisnya dolar. Jadi kalau ada pelemahan rupiah berpengaruh ke bahan baku, kita sudah merencanakan dan ada toleransinya, dari sekian sampai sekian, jangan sampai pecah ke 14.000," tutur Adhi.

Sebagai informasi, Pagi tadi nilai tukar negeri Paman Sam ini setara Rp 13.875. Sore ini dolar tembus Rp 13.900.



Dari data Reuters, dolar sudah menembus level Rp 13.900 pada perdagangan hari ini, Senin (23/4/2018). Puncaknya, nilai tukar dolar bahkan mencapai 13.944.

Nilai tukar rupiah dalam lima hari terakhir paling kuat berada di level Rp 13.765 per dolar AS dan mengalami gejolak hingga penghujung pekan lalu. (hns/hns)

Hide Ads