Meski tumbuh paling kecil, sektor pertambangan mulai bangkit dari keterpurukannya dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh negatif -1,22%.
"Yang paling kecil pada pertambangan tumbuh 0,74% tapi ini lebih bagus dari kuartal I-2017 -1,22%. Jadi menggeliatnya pertambangan penggalian karena kenaikan bijih logam, sementara di sisi lain sub sektor pertambangan migas menurun demikian juga batu bara," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, di kantornya, Jumat (7/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan double digit sebesar 12,70% menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Industri tekstil dan pakaian jadi juga tumbuh 7,53%, diikuti industri kulit dan barang dari kulit 4,94%, dan industri alat angkutan tumbuh 6,33%.
"Jadi signifikan karena persiapan Ramadan dan Hari Raya," kata Suhariyanto.
Secara lapangan usaha, sektor industri tumbuh 4,50% di kuartal I-2018. Sektor industri memegang andil ke produk domestik bruto (PDB) 20,27%.
"Yang membuat industri pengolahan menjadi 4,5% itu adalah industri non migas," ujar Suhariyanto.
Dirinci lebih dalam, sektor pertanian tumbuh 3,14% dengan andil ke PDB 13,26%, diikuti perdagangan 4,96% dengan andil ke PDB 13,12%. Sektor konstruksi tercatat tumbuh 7,35% dengan andil ke PDB 10,49%.
Sektor transportasi dan jasa pergudangan tumbuh 8,59% dengan andil ke PDB 5,41%, sektor informasi dan komunikasi tumbuh 8,69% dengan andil ke PDB 3,84%.
Selanjutnya, sektor lapangan usaha lainnya seperti jasa pendidikan, real estate, jasa perusahaan, dan yang lainnnya juga ikut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2018. (ara/zul)