Dia menceritakan, saat ia masih bekerja di Bapindo yang saat ini sudah dilebur menjadi Bank Mandiri, ia pernah ditugaskan untuk menginvestigasi penyaluran kredit yang bermasalah. Saat itu ia ditunjuk menjadi ketua tim pencari fakta.
"Saya teliti, saat itu kenapa kreditnya ada yang aneh. Ternyata memang penyalurannya fiktif atas nama nasabah besar. Saat itu saya berhasil mendapatkan informasi kalau memang ada 30 orang di Bapindo yang tersangkut kasus ini, bahkan ada kadiv dan wakadivnya kena juga," kisah Maryono kepada detikFinance, di kantornya akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maryono juga menceritakan saat dirinya menjabat sebagai direktur utama Bank Century, kemudian menjadi Bank Mutiara dan kini menjadi JTrust Bank. Saat itu tahun 2012 ia ditunjuk menurutnya Century benar-benar bermasalah. Karena rasio modal yang buruk, tapi harus bisa tetap jalan.
"Ribet sih, gimana enggak itu perusahaan bank kan modalnya sudah minus. Terus dikasih modal hanya sebatas 8%, padahal kalau terjadi apa-apa lalu modalnya turun dari 8% maka bank bisa ditutup. Nah di situ tantangan saya untuk bisa kembali menyehatkan," kata dia.
Menurut dia, segala upaya dilakukan untuk menjaga stabilitas bank tersebut agar tidak ada goncangan yang bisa menyebabkan kepanikan nasabah. Misalnya penarikan dana pihak ketiga (DPK) besar-besaran. "Nah ini bagaimana caranya kita menjaga kesehatan, karena kalau ada goyangan sedikit ya habis kita," jelas dia.
Namun Maryono mengungkapkan, dia serius menjalankan pekerjaannya sehingga seluruh masalah-masalah yang dihadapinya bisa selesai dengan baik. Di BTN Maryono berhasil memperbaiki kinerja dengan menurunkan rasio kredt bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga meningkatkan laba bersih dan perolehan aset. Saat ini BTN telah menyalip peringkat PT Bank CIMB Niaga Tbk dari sisi aset.
"Alhamdulilah kita sudah bisa salip karena pertumbuhan kita lebih besar dari industri dan di atas rata-rata. Kita harus jaga ini baik-baik karena kalau enggak ya bisa kesalip lagi," imbuh dia.
Hobi Olahraga
Di sela-sela kesibukannya sebagai Dirut BTN dan Ketua umum Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Maryono mengaku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga. Ada dua olahraga kesukaanya yakni golf dan bersepeda. Menurut dia kedua olahraga ini memiliki tantangan dan teknik.
Misal untuk sepeda, Maryono menceritakan ada teknik tertentu saat ia bersepeda. Ada teknik untuk memperpanjang nafas sehingga ia bisa mengayuh hingga 50 km. Kemudian untuk golf, ada teknik khusus agar ayunan stik bisa stabil.
"Tapi olahraga itu bukan semata-mata teknik, harus punya seni konsentrasinya, menenangkan diri sendiri. Kalau sepeda biasanya saya menemukan inspirasi saat gowes, karena kan melewati keindahan pemandangan. Golf juga begitu memberikan ketenangan melihat rumput hijau yang luas," kata dia.
Baca juga: Sediakan Hunian Lewat Lelang Rumah Sitaan |
Dia mengaku, gemar menggowes sepeda ke daerah-daerah. Misalnya beberapa waktu lalu ia bersepeda tandem bersama Menteri BUMN Rini Soemarno di Solo, kemudian ia juga pernah bersepeda dari Blora ke Rembang, lalu di Bandung. Menurut dia yang paling berkesan saat ia bersepeda di Lombok, ia harus menyusuri jalan Senggigi.
"Wah yang menantang itu waktu saya di Lombok, di daerah Pantai Senggigi, tanjakannya luar biasa, saya nggak kuat. Sampai turun dulu," ujar dia.
Untuk beristirahat, Maryono mengaku selalu tidur di atas jam 12 malam. Namun ia selalu bangun pukul 05.30 WIB rutinitasnya dilanjutkan dengan bersepeda statis di rumahnya sekitar 30 menit. Kemudian setelah itu bersiap ke kantor.
Ia menceritakan, dirinya adalah orang yang 'pelor' alias nempel molor. Ini adalah kesempatan dia untuk mencuri-curi waktu tidur. "Kunci bugar saya itu saya orangnya gampang tidur alias pelor, nempel molor. Jadi saya bisa cuti kesempatan buat istirahat kayak di jalan mau ke kantor, di pesawat gitu aja istirahatnya," tutup dia. (zlf/zlf)