"Hingga periode Mei 2018, beberapa sentra produksi jagung sudah berhasil mengekspor dengan jumlah besar. Salah satunya Sulawesi Selatan yang sudah mengekspor sebanyak 70 ribu ton, Gorontalo sebanyak 80 ribu ton, menyusul Nusa Tenggara Barat yang menargetkan ekspor hingga 200 ribu ton," demikian dalam keterangan tertulis Kementan, Jumat (18/5/2018).
Selain 3 provinsi di atas, Indonesia masih memiliki sentra produksi jagung yang juga potensial, di antaranya adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan negara ASEAN sebagai peluang pasar ekspor untuk komoditas pertanian. Hal ini dinilai akan berhasil karena harga yang ditawarkan Indonesia jauh lebih murah dibandingkan harga impor dari negara lain.
Negara-negara ASEAN juga diketahui telah menyatakan ketertarikan untuk mengimpor jagung dari Indonesia. Salah satunya adalah Malaysia dengan kebutuhan jagung 2 juta ton dan Filipina dengan kebutuhan jagung sebesar 1 juta ton.
Bahkan, Filipina sudah menyetujui nota kesepahaman atas kerja sama ini hingga Mei 2018 dan realisasi ekspor jagung Indonesia ke negara tersebut hampir 200 ribu ton.
Selain itu, jagung merupakan komponen terbesar dari produk pakan ternak karena lebih dari 70% kandungan pakan ternak adalah jagung. Karena Indonesia mengikuti perkembangan industri peternakan, maka kebutuhan akan komoditas jagung menjadi vital.
Sebelumnya, Mentan pernah mengundang langsung para stakeholder dari industri pakan ternak dan mewajibkan mereka untuk terlibat langsung dalam peningkatan produksi jagung.
Ia juga mewajibkan para stakeholder untuk bermitra dengan kelompok tani serta dinas pertanian, provinsi dan kabupaten. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembatasan impor jagung.
Kebijakan Mentan tersebut dikatakan membuahkan hasil. Hal itu ditandai dengan turunnya impor jagung pada periode Januari hingga Oktober 2016 yang hanya 130.677 ton.
Sementara itu, berdasarkan Peraturan Presiden, harga dasar pembelian jagung petani adalah Rp 3.150/kg dengan kadar air 15%-20%. Harga tersebut diyakini memicu peningkatan luasan tanam jagung di berbagai provinsi, terutama sentra nasional seperti Gorontalo. (mul/ega)