Jakarta -
Penjual emas di Cikini Gold Center, Menteng, Jakarta Pusat memperkirakan masyarakat yang menjual perhiasan emas pasca Lebaran bakal meningkat pesat dibandingkan hari biasa.
Berbagai faktor mendasari masyarakat memilih ramai-ramai jual
perhiasan emas setelah Lebaran, utamanya untuk modal memenuhi kebutuhan yang siap menanti usai libur panjang.
Namun masyarakat yang hendak menjual perhiasannya tersebut perlu tahu, harga emas yang mereka jual tidak akan sama dengan ketika membelinya. Harga jual ke toko emas dipotong sekian persen dari harga beli, tergantung kesepakatan kedua belah pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjual perhiasan emas ke toko pun jangan asal jual. Pasalnya pihak toko tidak akan asal beli. Selain itu pastikan harga emas yang dijual ke toko tidak terlalu jatuh, agar bisa membawa pulang uang lebih besar.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut informasi selengkapnya.
Penjual emas di Cikini Gold Center, Menteng, Jakarta Pusat memprediksi lonjakan masyarakat yang menjual perhiasan emas setelah Lebaran bisa mencapai 50%.
"Bisa 50% meningkatnya yang jual ke toko. Tapi kalau berlian paling 25%," terangnya saat berbincang dengan detikFinance di tokonya, Rabu (20/6/2018).
Penjual emas di Toko Zifa Jewellery, Ade, mengatakan biasanya setelah Lebaran akan mulai ramai lagi masyarakat yang menjual emasnya ke toko.
"Biasanya ada saja yang jual emas habis lebaran, lumayan ramai. Ramainya tapi Sabtu-Minggu. Biasanya lumayan banyak sih, bisa sekitar 30an persen," sebutnya.
Penjual di Toko Emas Mulia, Ahan, memperkirakan masyarakat yang jual emas meningkat 30% lebih dibandingkan hari biasa.
"Peningkatan orang yang jual lebih dari 30% lah," tambahnya.
Penjual emas di Cikini Gold Center, Menteng, Jakarta Pusat memperkirakan ada berbagai alasan yang membuat masyarakat kembali menjual emas ke toko. Pertama untuk memenuhi kebutuhan setelah libur Lebaran.
"Mereka jual emas habis Lebaran mungkin lagi butuh uang. Biasanya buat bayar sekolah, kenaikan kelas mau daftar ulang, masuk sekolah, macam macam," kata penjual emas dan berlian di Toko Jewellery Creation, Eneng.
Penjual emas di Toko Zifa Jewellery, Ade pun memperkirakan masyarakat banyak yang jual emas setelah Lebaran karena uangnya habis untuk kebutuhan selama libur Lebaran.
"Dia mau jual saja, mungkin perlu uang kali kan. Uangnya habis buat Lebaran, habis buat ngeluarin THR, mungkin ya," ujarnya.
Sementara itu, penjual di Toko Emas Mulia, Ahan menyampaikan sebelum Lebaran banyak orang yang beli emas sekedar untuk menunjang penampilan. Maka setelah Lebaran usai, mereka kembali menjualnya.
"Banyak yang jual barang yang sebelumnya dibeli dari kita kemari lagi, mungkin mereka sebelumnya beli emas buat sementara saja, buat di kampung mejeng," tambahnya.
Penjual di Toko Emas Mulia, Ahan mengatakan biasanya pihaknya sudah membuat perjanjian kepada pembeli. Perjanjian tersebut berisi bila mereka kembali menjualnya ke toko maka harga jualnya akan turun di kisaran 10-25%.
"Kalau dijual lagi paling potong perjanjian. Pas beli sudah ada perjanjian kalau dijual lagi potong 10-25%. Kalau berlian beda lagi mungkin 30% dipotongnya," katanya.
Penjual perhiasan emas di Toko Zifa Jewellery, Ade, memotong harga emas yang dijual oleh masyarakat sekitar 15% dari harga beli konsumen. Menurut Ade tiap toko memberlakukan potongan berbeda.
"Kalau dijual lagi harganya turun 15%. Turun 15% dari harga dia beli. Itu dipatok segitu dari toko. Kalau masyarakat ngikutin toko. Tapi tiap toko patokan potongannya beda beda, ada yang 20% ada yang 25%," sebutnya.
Sementara penjual perhiasan emas dan berlian di Toko Jewellery Creation, Eneng memberlakukan potongan sekitar 10% jika masyarakat menjual emas yang sebelumnya dibeli di tokonya. Sementara bila perhiasan tersebut sebelumnya dibeli di toko lain, potongannya bisa sampai 20%.
"Kalau jual emas turunnya tergantung biasanya kalau emasnya dari tempat kita dipotong 10%, kalau dari luar bisa 15-20%, itu kalau belinya di tempat lain," tambahnya.
Penjual emas dan berlian di Toko Jewellery Creation, Eneng menjelaskan, biasanya penjual akan menolak perhiasan emas yang dijual masyarakat bila tidak ada kelengkapan surat. Yang dimaksud ialah surat pembelian sebagai bukti emas tersebut asli.
"Sebelum kita beli yang kita lihat tergantung, muda apa gimana emasnya, apalagi kalau nggak ada surat, kita nggak mau kalau nggak ada surat, kan bahaya," katanya.
Penjual emas di Toko Zifa Jewellery, Ade pun menyampaikan masih ada masyarakat yang berniat jual perhiasan tapi tidak didukung kelengkapan surat. Tanpa surat, keaslian emas diragukan. Maka masyarakat harus pastikan betul suratnya ada sebelum menjual emas.
Penjual di Toko Emas Mulia, Ahan menjelaskan jika masyarakat mau jual perhiasan emas, sebaiknya jual ke toko yang sama dengan kita membeli sebelumnya. Jika dijual di toko yang berbeda, harganya akan jatuh cukup signifikan.
Sebagai gambaran, harga perhiasan emas yang dijual ke toko tempatnya berjualan akan dipotong 10-25% dari harga beli konsumen. Jika emas tersebut sebelumnya dibeli dari toko lain, kena potongan lagi. Pasalnya dikurangi ongkos jasa pembuatan emas lebur menjadi perhiasan.
"Kalau dari toko lain jualnya agak rugi, dia dihitung leburan. Misal kalau dipotong ongkos, taruhlah harganya sekitar Rp 400 ribu lebih, kita terimanya hitungan leburan antara Rp 350.000-Rp 370.000 per gram. Itu kan dia beli sudah kena ongkos bikin," tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman