Momen Lebaran dan Pilkada Dinilai Tak Mampu Dongkrak Daya Beli

Momen Lebaran dan Pilkada Dinilai Tak Mampu Dongkrak Daya Beli

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Selasa, 03 Jul 2018 14:06 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Indonesia baru saja melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan Lebaran di Juni. Kedua momen itu apakah bisa mendongkrak daya beli?

Menurut peneliti Institute for Development of Economics & Finance (INDEF), Esa Suryaningrum, Pilkada dan momen Lebaran tak mampu mendongkrak daya beli.

"Pertumbuhan ekonomi melambat jadi adanya faktor pilkada dan Lebaran yang notabennya dapat mendongkrak konsumsi, tidak, karena daya beli melemah," katanya di Rantang Ibu ITS, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Esa menjelaskan yang mempengaruhi pelemahan daya beli pasca Pilkada dan Lebaran yaitu ketergantungan impor dan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Kita itu impor sangat besar sekitar 91,32% lada 2017 dan pada 2018 ternyata impor lebih besar daripada ekspor 103,78%. Ini sangat tinggi lebih dari 90% akibatnya nilai rupiah terhadap dolar, rupiah terus tergerus sehingga dengan impor yang sangat tinggi maka dampaknnya pasti harga-harga melonjak sehingga daya beli melemah," terangnya.

"Terakhir isu terbaru 1 Juli kemarin kenaikan harga BBM non-subsidi meskipun harga yang non-subsidi pasti akan berdampak karena sebagian besar pendapatan masyarakat dialokasikan kepada biaya BBM atau transportasi jadi kalau ada kenaikan ada kaskus inflasi jadi akibatnya daya beli masyarakat juga melemah," tutupnya. (hns/hns)

Hide Ads