Curhat Emak-emak: Harga-harga Naik Tapi Gaji Suami Tetap

Curhat Emak-emak: Harga-harga Naik Tapi Gaji Suami Tetap

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 18 Jul 2018 13:08 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Aksi demo dilakukan ratusan emak-emak dari berbagai daerah di kawasan Jakarta. Dari hasil pantauan detikFinance, ibu-ibu ini datang pada pukul 09.19. Lengkap dengan atribut panci dan ketel. Beberapa diantaranya membawa raket tenis sampai centong sayur. Beberapa poster dari karton yang ditulis manual juga berisi tuntutan soal penurunan harga pangan.

Salah satu demonstran Ani dari kawasan Condet mengaku menuntut penurunan harga pangan karena sudah tidak bisa lagi menahan gejolak harga kebutuhan hidup di Jakarta. Ia menceritakan kesulitannya untuk menahan kebutuhan pokok yang terus naik sementara gaji suami tidak naik.

"Sementara harga pada naik hampir setiap bulan, tapi gaji naiknya cuma tiap tahun dan sedikit," kata dia kepada detikFinance, di sela sela aksi demo, di depan Gedung Istana Merdeka, Rabu (18/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ya coba bayangkan saja kalau gaji UMR untuk sendiri saja gimana? Apa bisa penuhi kebutuhan hidup? Apalagi kami yang punya buntut. Belum harga beras naik, telur naik, daging ayam naik, minyak naik sampai tempe tahu ukuranya kecil, kita mau makan apa lagi," sambungnya.

Ia menjelaskan ia memiliki tiga anak dan satu-satunga sumber pendapatan yaitu dari suami. Segala kebutuhan hidup seperti makan, pendidikan sampai biaya sewa rumah begitu menekan ibu-ibu rumah tangga yang mengatur skema keuangan konsumsi satu keluarga.

"Ya gini misalnya gaji UMR, kemudian beban hidupnya ada tiga anak yang sekolah mana cukup. Ditambah berbagai harga saat ini terus menjadi mahal sementara gaji stagnan," kata dia.

Ia menjelaskan, Ana sering kali berdebat dengan suami mengenai ketidak cukupan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan. Untuk menambal kebutuhan sana- sini akhirnya Ana harus bekerja serabutan.

"Akhirnya ya saya bantu cari uang meski nggak seberapa, cukup lah buat tambah tambah beli bawang merah, meski bawnag merah juga mahal," kata dia.


Dalam orasi, emak emak ini menyinggung soal kondisi keluarga yang kerap kali berdebat dengan suami mengenai masalah kebutuhan rumah tangga yang kurang akibat kanaikan harga kebutuhan hidup.

"Terutama mengenai harga telur yang saat tinggi. Dengarkan kami jangan seenaknya memberikan kebijakan," kata dia.

Sebagai informasi saat ini beberapa bahan makanan tengah mengalami kenaikan. Salah satunya bawang merah dan telur. Namun belakangan harga telur melonjak tajam harganya mencapai harga Rp 29.000/kg naik dari harga normal yaitu Rp 22.000/kg. (dna/dna)

Hide Ads