Investasi Asing Anjlok, Korea hingga Jepang 'Ngerem' Masuk RI

Investasi Asing Anjlok, Korea hingga Jepang 'Ngerem' Masuk RI

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 14 Agu 2018 15:18 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat adanya penurunan realisasi investasi dari triwulan I-2018 sebesar Rp 185,3 triliun menjadi Rp 185,3 triliun di triwulan II-2018.

Salah satu faktor menurunnya realisasi investasi tersebut adanya penurunan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 12,9% dari Rp 109,9 triliun menjadi Rp 95,7 triliun. Untungnya realisasi investasi di sektor penanaman modal dalam negeri (PMDN) di triwulan II-2018 naik 32,1% dari Rp 61 triliun di triwulan I-2018 menjadi Rp 80,6 triliun.


Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis mengatakan, penurunan realisasi investasi PMA saat ini merupakan pertama kalinya terjadi sejak 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, ini pertama kali sejak 2013. Ini data kami sejak 2013. Dari 2013 itu enggak pernah kejadian," tutur Azhar di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (14/8/2018).


Menurut catatan BKPM penurunan realisasi PMA yang paling besar terjadi dari Korea Selatan (Korsel) yang turun dari US$ 900 juta menjadi US$ 250 juta. Lalu realisasi investasi Jepang turun dari US$ 1,4 miliar menjadi US$ 1 miliar, Singapura turun dari US$ 2,6 miliar menjadi US$ 2,4 miliar, sedangkan dari Tiongkok masih sama US$ 700 juta.

"Korea Selatan itu turun paling jauh, makanya dia enggak masuk lagi 5 negara investasi paling besar di Indonesia," terang Azhar.

Untuk realisasi investasi PMA paling besar masih dari Singapura sebesar 33,5%, lalu Jepang 14,4%, kemudian Tiongkok 9,4%, Hong Kong 8,2%, Malaysia 5,3% dan sisanya 29,2% dari negara lainnya.


Sementara itu, Jika dilihat secara triwulanan, menurut Azhar pertumbuhan realisasi investasi PMA memang terus mengalami perlambatan.

"Misalnya triwulan II-2017 itu Rp 109,8 triliun, triwulan III-2017 Rp 111,7 triliun, triwulan IV Rp 112 triliun. Jadi hampir nol pertumbuhannya. Ini perlambatannya sudah kelihatan, terus turun hingga akhirnya minus," tambahnya. (das/hns)

Hide Ads