Tenun Ikat Sumba Timur Mejeng di Expo and Conference Asian Games 2018

Tenun Ikat Sumba Timur Mejeng di Expo and Conference Asian Games 2018

Rizki Ati Hulwa - detikFinance
Senin, 20 Agu 2018 19:06 WIB
Foto: Dok. Kemendes PDTT
Jakarta - Kemendes PDTT melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) menampilkan produk kebudayaan daerah tertinggal di Expo and Conference Asian Games 2018. Salah satu yang ditampilkan adalah tenun ikat khas Desa Patawang, Kabupaten Sumba Timur, NTT.

"Budaya itu kekayaan Indonesia non benda. Kami ingin tampilkan kemasan-kemasan menarik ini dengan tujuan ada keuntungan ekonomi tanpa harus mengorbankan idealisme mereka," ujar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT, Samsul Widodo, Senin (20/08/2018).

Expo and Conference Asian Games 2018 yang dilakukan di halaman Kemenpora, Jakarta, Minggu (19/08/2018) tersebut, Samsul mengatakan, dengan tetap menjaga idealisme dan merawat kebudayaan lokal, maka secara otomatis para perajin di desa tersebut juga akan merawat dan membuka peluang bahwa aktivis kebudayaan dapat menjadi profesi. Bukan sekadar ritual kebudayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, pelestarian budaya dan kearifan lokal akan sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah tertinggal.


"Isu daerah tertinggal yang paling pokok adalah isu ekonomi, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Dengan adanya promosi budaya ini, kami ingin mendorong adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal dengan pendekatan budaya," kata dia.

Perluasan jejaring promosi melalui komunitas, kata Samsul, juga penting untuk dilakukan. Terkait hal tersebut, Ditjen PDT bekerjasama dengan startup seperti Caventer dan Wanderlust untuk mengembangkan desa-desa wisata di daerah tertinggal. Komunitas-komunitas tersebut digandeng karena memiliki perhatian khusus pada konsep ekoturisme.

"Bersama Caventer, kami terus mempromosikan produk budaya dari daerah tertinggal. Pada November mendatang, kami juga merencanakan kerja sama dengan desainer Merdi Sihombing untuk menggelar Eco Fashion Week. Kalau mereka bisa mendapatkan penghasilan dari apa yang mereka lakukan, maka mereka akan merawat apa yang mereka lakukan," lanjut dia.

Sementara itu, perajin tenun ikat Sumba Timur, Hosea mengatakan bahwa dirinya telah menyiapkan tenun ikat khas Desa Patawang untuk diperlihatkan kepada para atlet dan tamu yang datang ke Expo and Conference tersebut. Produk budayanya adalah karya orisinal ibu-ibu yang berisi para perajin tenun ikat.

Tak lupa, dia berharap para pengunjung dapat menikmati sekaligus mengetahui kekayaan ragam budaya nusantara.

"Keistimewaan tenun ikat Desa Patawang dan Pau ini adalah pewarna alami yang kami gunakan. Dari lima jenis kain, motif Patawang atau Pau tidak bisa dikerjakan di beberapa tempat. Salah satu yang terkenal adalah motif Patularatu untuk bangsawan," ungkap Hosea.

Pada Expo and Conference itu, pengunjung nantinya juga dapat praktik belajar cara menenun songket dan ikat. Mereka akan didampingi perajin yang datang langsung dari Desa Patawang.

Sebagai kenang-kenangan, para atlet dan pengunjung dapat berfoto langsung dengan kain-kain yang disiapkan. Mereka juga dapat membeli tenun ikat tersebut dengan harga yang beragam.


Dalam kesempatan yang sama, Program Director Caventer Fitri Ningrum mengapresiasi langkah Kemendes PDTT yang berkomitmen mempromosikan produk budaya yang sarat dengan nilai adat. Momen ini sejalan dengan visi dan misi Caventer yang berupaya untuk mengedukasi dan promosi desa wisata di daerah tertinggal.

"Yang kami lakukan adalah aktivisme kebudayaan. Pada event ini, kami juga menyiapkan berbagai macam aksesori daerah. Para atlet bisa mencobanya. Kami ingin para atlet memiliki experience dengan mencobanya langsung dengan harapan ada ketertarikan untuk datang ke daerah tersebut," pungkas Fitri.

Selain tenun ikat dari Sumba Timur, booth Kemendes PDTT juga akan menampilkan atraksi seni musik sasando dari Kabupaten Rote Ndao pada 19-22 Agustus, atraksi seni canang dari Kabupaten Aceh Singkil 26-29 Agustus, serta lompat batu Nias dari Kabupaten Nias Selatan 19-21 Agustus.

Untuk informasi, Expo and Conference Asian Games 2018 akan dibuka secara resmi pada 20 Agustus 2018. Acara yang berlangsung di halaman kantor Kemenpora ini berlangsung hingga 29 Agustus 2018. Para atlet Asian Games 2018 akan diajak mengunjungi Expo, bersama perwakilan dari Kedutaan Besar masing-masing negara. (idr/idr)

Hide Ads