Alasan Mahathir terkait pembatalan proyek tersebut adalah, soal kemampuan Malaysia untuk membayar utang yang diberikan China untuk pembangunan proyek infrastruktur di negeri Jiran. Proyek yang dibatalan tersebut adalah proyek East Coast Railway Link (ECRL) yaitu Kereta Api Pantai Timur, dengan total biaya pengerjaan yang mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 290 triliun.
Mengutip dari Reuters, Selasa (21/8/2018), jika proyek ini terealisasi, Malaysia akan memiliki rel kereta api spanjang 688 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek ini merupakan bagian utama dari dorongan infrastruktur China agar kawasan Asia bisa terhubung dalam rencana China's Belt and Road Initiative (BRI). Bila jadi, China akan lebih mudah mengirim barang ke negara-negara Asia Tenggara.
Proyek ini rencanannya akan dikerjakan oleh China Communications Construction Co (CCCC) dengan total tenaga kerja dan staf lokal 2.250 orang.
Sebagai informasi, Perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengambil keputusan besar untuk dunia investasi Malaysia. Pria berusia 93 tahun tersebut membatalkan dua proyek strategis yang dibiayai dari pinjaman China.
Dua proyek yang dimaksud adalah proyek East Coast Rail Link (ECRL) dan proyek pipa gas alam di Sabah.
Keputusan tersebut disampaikan Mahathir dalam lawatan 5 harinya di negeri tirai bambu. Ia mengatakan, proyek bakal ditunda hingga Malaysia benar-benar mampu.
Simak video Malaysia Bertumpu Pada China Untuk Berkembang (dna/dna)