Kebijakan itu diperkirakan akan membebani para pelaku usaha, khususnya BUMN. Sebab pemerintah juga akan menyetop beberapa proyek infrastruktur besar yang menggunakan bahan baku impor, para BUMN besar juga diminta untuk mengurangi impor.
Menurut Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali, pemerintah harus cepat memutuskan apa-apa saja komoditas yang akan disetop impornya secara detil. Sebab para perusahaan membutuhkan waktu untuk mencari substitusi komoditas yang disetop itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika pemerintah tidak cepat maka akan berpotensi terhadap penundaan produksi ataupun proyek infrastruktur yang dijalankan. Hal itu tentu berdampak buruk bagi proyek-proyek yang menggunakan pendanaan pinjaman, sebab perusahaan tetap harus membayar beban bunga.
"Proyek infrastruktur bisa saja off the schedule, sedangkan beban bunga akan terus jalan. Hal ini akan menjadi mismatch cashflow antara turnkey proyek infrastruktur dan pembayaran bunga, hal ini kurang baik tentunya," tambahnya.
Namun Frederik yakin, Kementerian BUMN telah mempersiapkan skema yang memiliki hasil lebih baik dibandingkan hanya menahan pengeluaran tersebut.
Saksikan juga video 'Beragam Komoditas Alami Inflasi di Bulan Mei Sebesar 0.21%':
(das/fdl)