Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Adriyanto dalam acara Kongkow Bisnis Pas FM, Jakarta, Rabu (29/8/2018).
"Kita tahu bahwa pemerintah berupaya mengurangi CAD (current account deficit), salah satunya dengan tetap dorong ekspor dan menahan impor. Tapi tidak berarti pemerintah akan memangkas impor tapi pemerintah akan meninjau kembali barang-barang yang diimpor ini," kata Adriyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adriyanto memastikan bahwa 900 komoditas impor tersebut merupakan barang konsumsi. Lebih jauh, detail komoditas tersebut masih didalami.
"Angkanya itu 900, itu spesifik barang konsumsi. Jenisnya belum firm, arahnya sebagai konsumsi," kata Adriyanto.
Pemerintah belakangan ini tengah meninjau kembali 900 komoditas impor demi menyelamatkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Salah satu peninjauan untuk pemerintah mengetahui bahwa produk barang konsumsi masih memiliki peluang untuk dinaikkan tarif PPh impornya.
"Tapi masih kajian, kita belum keluar dan kami koordinasi dengan Kemenperin (Kementerian Perindustrian) untuk melihat mana saja yang tarifnya disesuaikan," jelas dia.
Penyesuaian tarif PPh impor, kata Adriyanto bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha sebagai kredit pajak di akhir tahun.
"Pemerintah akan mengendalikan impor. Artinya kita ingin impor kita punya dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya adalah memastikan impor ini berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara," tutup dia. (hek/ara)