Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menegaskan upaya menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya untuk aneka cabai dan bawang merah sepanjang tahun merupakan amanah Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Karena itu, jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura terus melakukan pendampingan dan pengawalan intensif terutama di sentra utama penyangga aneka cabai dan bawang merah nasional.
"Keseimbangan pasokan bawang merah dan aneka cabai antar pulau menjadi perhatian khusus Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rencana pembangunan hortikultura 2019. Beberapa kawasan di masing-masing pulau menjadi tumpuan penyediaan kedua komoditas strategis ini sehingga pasokan aman dan harga stabil," jelas Suwandi dalam keterangan tertulis, Kamis (30/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan ada enam langkah pengamanan dan stabilisasi pasokan komoditas strategis. Pertama, pengembangan kawasan di luar Jawa melalui ekstensifikasi. Kedua, optimalisasi teknologi pada sentra di wilayah Jawa. Ketiga, peningkatan kapasitas petani di luar Jawa. Keempat, penggunaan benih biji untuk bawang merah (TSS).
"Kelima, penajaman manajemen tanam cabai dan bawang merah dan keenam embentukan pasar lelang hortikultura di sentra strategis," imbuh dia.
Soal panen raya di Malang, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Perkebunan Kabupaten Malang, Hery Suntoro mengatakan pada akhir Bulan Agustus sampai September ada panen raya bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang dan sebagian di Kecamatan Pujon mencapai 1.200 hektar.
"Saat ini kondisi iklim dan cuaca sangat mendukung pertumbuhan dan produktivitas bawang merah yang bisa mencapai 9-10 ton perhektar. Varietas bawang merah dominan di lapangan adalah Batu Ijo dan sebagian super philips," kata Hery.
Sementara itu, Slamet Mujiono, petani Dusun Jeruk Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Malang menambahkan saat ini penanaman bawang merah terbilang baik dan menguntungkan, pasalnya jumlah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tergolong kecil. Puncak panen diperkirakan pada akhir September.
"Potensi bawang merah di Desa Purworejo ada 800 hektar, di dusun kami ini ada sekitar 127 hektar yang sudah tertanam dengan umur 45 hari. Alhamdulillah sampai saat ini pestisida belum kami gunakan sehingga bisa mengefisienkan biaya produksi," ujarnya. (ega/hns)











































