Kementan Dorong Sulteng Jadi Pengekspor Jagung

Kementan Dorong Sulteng Jadi Pengekspor Jagung

Prima Fauzi - detikFinance
Selasa, 28 Agu 2018 20:48 WIB
Foto: Puti Aini Yasmin/detikcom
Jakarta - Selain menjadi penyuplai pasokan nasional, Provinsi Sulawesi Tengah dinilai memiliki potensi sebagai daerah pengekspor jagung. Kawasan ini memang diketahui telah beberapa kali melakukan ekspor jagung, untuk itu Kementerian Pertanian terus mendorong agar Sulawesi Tengah jadi pengekspor jagung RI.

Menurut Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan Mat Syukur, ekspor jagung dari Sulteng sudah dimulai dari Pelabuhan Ampana, Kabupaten Tojo Una-una.

"Bahkan ekspor jagung dari Gorontalo sebagian berasal dari Sulteng, terutama dari Kabupaten Buol," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/8/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur PT Seger Agro Nusantara Nurulhaqi Asri mengatakan bahwa permintaan jagung dari negara tetangga tergolong besar, terutama Filipina. Pihaknya bahkan mengaku kewalahan dalam menerima permintaan suplai jagung.

"Untuk memenuhi permintaan Filipina saja kita kerepotan sehingga produksi jagung nasional mutlak harus ditingkatkan," kata Nurulhaqi.


Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulteng Trie Iriany Lamakampali mengatakan, luas tanam dan produksi jagung di Sulteng terus mengalami peningkatan sejak 2015-2018. Menurutnya, tahun 2018 Sulteng mampu memproduksi jagung sekitar 380.650 ton.

Trie menambahkan bahwa peningkatan produksi jagung tidak lepas dari dukungan Kementan melalui program Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale). Sejak 2014, Kementan memberikan bantuan alsintan berupa traktor roda dua dan roda empat, benih, dan pupuk.

"Demikian pula pendampingan dari Balitbangtan berupa penggunaan varietas, cara tanam, pemupukan, dan lain-lain juga signifikan berkontribusi dalam peningkatan produksi jagung," ujar Trie.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Touna Muhammad Nur Rahmat mengungkapkan dukungan yang diberikan pemerintah Kabupaten Touna berupa sarana pelabuhan dan budaya masyarakat bertanam jagung. Itu merupakan faktor pengungkit tumbuhnya ekspor jagung di daerah tersebut.

"Tiada hari tanpa tanam jagung dan tiada hari tanpa panen jagung itu sangat menguntungkan untuk petani dan mendorong ekspor," kata Nur menambahkan.


Menurut Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian sekaligus penanggung jawab Upsus Sulteng Dedi Nursyamsi mengatakan, potensi lahan untuk pengembangan jagung di Sulteng sangat luas, terutama di lahan kering seperti di bawah tegakan pohon kelapa, tegalan, dan ladang.

"Demikian juga curah hujan bulanan di Sulteng sekitar 100-200 mm/bulan ideal untuk pertumbuhan dan kualitas jagung," demikian kata Dedi.

Untuk diketahui, sejak Januari 2018, Touna telah melakukan ekspor enam kali melalui Pelabuhan Matangisi langsung ke Filipina total sebesar 14.000 ton. Awal Juli lalu, dari pelabuhan tersebut ekspor jagung mencapai 3.900 ton dan kembali mengekspor 5.000 ton pada Agustus ini.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada akhir Juli lalu bahkan sempat berkunjung ke Kabupaten Touna untuk memastikan kantor Karantina Pertanian hadir dan proaktif melayani ekspor tanpa perlu jauh-jauh ke Palu.


Saksikan juga video 'Jokowi: Inflasi Bisa Kita Kendalikan, Ekspor Juga Baik':

[Gambas:Video 20detik]

(idr/idr)

Hide Ads