"Tahun 2017 lalu kita bisa naikkan ekspor hampir 10 kali lipat dari tahun 2016. Tahun 2018 kita optimis bisa ekspor bawang merah 15 ribu ton atau naik 100 persen dari 2017," ujar Suwandi dalam keterangan tertulis (6/9/2018).
Menurut Suwandi, kunci sukses berada pada penataan dan pengembangan sentra proporsional antar Pulau. Hal tersebut disampaikannya saat berkunjung di Kecamatan Kintamani, Bangli, Rabu (5/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga memaparkan bahwa, kawasan bawang merah juga tersebar di wilayah Danau Batur.
"Di Bangli ada 1.200 hektar kawasan bawang merah tersebar di wilayah Danau Batur. Kabupaten Bangli dan Tabanan cukup untuk memasok pasar Bali," papar Suwandi.
Ia juga menambahkan, kawasan tersebut sudah berkembang dari aspek hulu hingga hilir. Pascapanen hingga penyimpanan sudah mulai dikembangkan. Bahkan sudah mulai industri skala rumah tangga mengolah menjadi krupuk, kripik, dan bawang goreng.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Wayan Sukartana mengatakan, petani di sana menggunakan varietas lokal kintamani, bali karet, biru lancor, super philip dan bima brebes. Dalam setahun bisa tanam 2-3 kali, tergantung ketersediaan air yang mengandalkan sumber air Danau Batur.
"Di wilayah Kintamani ini juga berkembang pola tumpangsari, bawang merah, cabai, tomat, kubis," tandasnya.
Sementara pelaku usaha bawang merah Bangli, Komang Sukarsana mengatakan, penanaman yang dilakukan dengan jenis bima brebes. Bahkan, sudah diolah menjadi 14 macam olahan diantaranya bawang goreng hingga krupuk dan kripik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal tersebut perlu dibantu untuk teknologi inovasi, pasca panen dan penyimpanan. Juga memerlukan pompanisasi air dari Danau Batur. Bahkan, sudah disiapkan bangunan tempat pembelajaran bagi para petani.
"Harga bawang merah di petani normal di atas Rp 15 ribu per kilogram dengan biaya pokok produksi Rp 11 ribu per kilogram. Harga cabai rawit dan cabai merah Rp 14 ribu hingga 15 ribu per kilogram, kubis Rp 3 ribu per kilogram dan tomat Rp 5 ribu per kilogram," pungkasnya. (ega/hns)