Arief Yahya menjelaskan, saat ini ada 63 paket wisata yang disiapkan pemerintah demi menjaring turis saat pertemuan IMF-World Bank Oktober nanti.
"Jadi 60 plus, 60 ditambah 3, satu Sumba dimasukkan, terus ada satu Danau Toba, satu tambahan dari Bangka. Jadi sekarang 63. Dari 63, 33 itu di Bali, jadi lebih dari separuh di Bali," katanya ditemui usai rakor dengan Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Senin (10/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah pada saat itu, sekarang tercatat sudah 21 hotel nanti yang akan serve para delegasi, di 21 hotel tersebut akan ada konter pemesanan untuk paket wisata," sebutnya.
Pemerintah juga berkoordinasi dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) untuk melayani turis maupun delegasi yang ingin mengambil paket wisata.
Dia melanjutkan, pihaknya berupaya untuk tidak mengambil risiko dengan menjual paket-paket wisata yang selama ini belum cukup melayani aktivitas pariwisata. Jadi, semua paket wisata yang ditawarkan yang sudah matang.
"Jadi yang di Bali semua paket yang sudah terbiasa, yang di Lombok, Labuan Bajo juga paket-paket yang sudah biasa dijalankan. Jadi tidak ambil risiko paket yang baru sama sekali," sebutnya.
Pemerintah juga menyiapkan pelatihan dari panitia nasional untuk relawan pertemuan IMF-World Bank.
"Nanti akan ada training dari panitia nasional, mungkin dua minggu sebelum kita training, tidak sebanyak relawan Asian Games," tambahnya. (hns/hns)