"Dengan demikian BBPP Lembang tidak hanya menjadi yang terbaik di Indonesia, tapi juga menjadi yang terbaik di dunia," kata Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (21/9/2018).
Amran mengatakan hal itu saat kunjungan kerja ke BPPP Lembang, Kamis kemarin. Dalam kunjungan ini Amran melakukan peninjauan sarana praktik pelatihan kerja sama BBPP Lembang dengan Taiwan Technical Mission berupa packing house dan screen house.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua adalah agen perubahan. Karena itu, kita selalu berpikir dan berbuat yang baik, serta berpikir out of the box agar kreativitas terus mengalir untuk kemajuan bangsa," tuturnya.
Sementara Kepala BBPP Lembang Bandel Hartopo mengungkapkan, setiap balai pelatihan pertanian yang berada di lingkup Kementan saat ini harus mampu mengimplementasikan teknologi menjadi uang atau jasa. Contohnya sarana praktikum yang ada di BBPP Lembang yang sudah mengembangkan berbagai teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
"Misalnya di sini kami memiliki lahan seluas 7 x 8,5 meter. Bila ditanam selada secara konvensional, hanya bisa menanam 600 batang. Namun dengan hidroponik dan vertikultur, mampu ditanam 2.400 batang. Ini menandakan peningkatan produktivitas hingga empat kali lipat. Harganya pun tiga kali lipat. Ini berarti dengan teknologi bisa menghasilkan uang 12 kali lipat," tutur Hartopo.
Menurutnya, konsep yang dikembangkan ini setidaknya berhasil meningkatkan kerja sama maupun kunjungan pihak luar ke BBPP Lembang. Pada 2016, kunjungan studi tahun 2016 sebanyak 2.118 orang. Angka itu meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2017 menjadi 4.749 orang. Hingga Agustus kemarin, tercatat kunjungan studi sudah mencapai 3.013 orang.
Selain kunjungan studi, kerja sama pelatihan dari pemerintah pusat, daerah, dan swasta pada tahun 2017 mencapai 4.666 orang, meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2016 yang hanya 2.285 orang.
"Data di atas menunjukkan bahwa ketika balai mampu menunjukkan bagaimana mendapatkan uang atau jasa dengan penerapan teknologi secara efektif dan efisien, akan banyak mengundang orang datang ke balai dengan sumber daya mereka sendiri. Dengan tren seperti ini maka kita pun bisa menghemat anggaran pemerintah," tegas Hartopo.
Dalam kesempatan itu Amran juga sempat berdialog dengan petani peserta Diklat Teknis Agribisnis Sayuran dengan On-Site Training Model. Pada akhir kunjungan, Amran meninjau coffee shop BBPP Lembang yang digunakan sebagai sarana berlatih pemasaran kopi. (idr/ara)