Mengutip buku laporan APBN Kita, kenaikan total utang pemerintah pusat salah satunya disebabkan faktor eksternal seperti penurunan nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang asing lainnya terutama dolar AS. Hal itu dianggap mempengaruhi jumlah total outstanding untuk bulosa Agustus ini.
Memang jika dilihat dari pos Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp 3.541,89 triliun atau 81,18% dari total utang memang sebagian dalam denominasi valas yakni sebesar Rp 1.042,46 triliun.
Meskipun SBN denominasi rupiah jauh lebih besar yakni Rp 2.499,44 triliun. Sehingga seharusnya risiko fluktuasi kurs bisa diredam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu strategi penarikan pembiayaan di awal (front loading) juga dianggap menjadi penyebabnya. Pemerintah melakukan front loading saat dianggap suku bunga di pasar masih rendah ketika sebelum Bank Sentral AS atau The Fed menaikan suku bunga acuannya. (das/hns)