"Kalau disebut lampu merah, kami sangat tidak setuju dan kurang tepat. Karena lampu merah berarti semuanya berhenti," kata Nufransa saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (6/10/2018).
"Pada kenyataannya kehidupan perekonomian tetap bergerak, inflasi dapat terjaga sehingga harga terkendali, daya beli masyarakat masih tinggi, situasi perbankan tetap normal, dan juga APBN tetap sehat dengan penerimaan negara yang bagus dan realisasi penyerapan anggaran yang sesuai target," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Benarkah Ekonomi RI Sudah Lampu Merah? |
Selanjutnya, pekan ini di Italia ada rencana peningkatan defisit fiskal untuk tahun 2019 sebanyak tiga kali lipat dari target awal di Italia yang membuat nilai tukar euro melemah dan dolar AS semakin menguat.
"Hal ini disebabkan semakin banyaknya investor yang melepas euro sebagai dampak kekhawatiran terhadap prospek perekonomian Italia," jelas dia.
Dinamika global yang sekarang terjadi, kata Nufransa tidak perlu dikhawatirkan namun tetap mewaspadainya.
"Jadi bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan namun tetap kami waspadai. Semuanya akan menuju titik keseimbangan baru atau the new normal," ungkap dia. (hek/hns)