Melihat Pesatnya Ekonomi Digital di Indonesia Pavilion

Melihat Pesatnya Ekonomi Digital di Indonesia Pavilion

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 10 Okt 2018 17:43 WIB
Foto: Detikcom
Jakarta - Kementerian BUMN menunjukkan pesatnya perkembangan ekonomi digital Indonesia kepada dunia melalui sajian multimedia di Paviliun Indonesia selama Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group (WBG), di Nusa Dua, Bali.

Pertumbuhan ekonomi digital dan seluruh data pencapaian perekonomian Indonesia, serta data proyek strategis nasional ditampilkan secara digital dan atraktif melalui layar LED kepada delegasi dari 189 negara yang mengunjungi Paviliun Indonesia.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan Himbara telah mengantisipasi perkembangan ekonomi digital. Semua perbankan pelat merah telah mengarah ke ekonomi digital secara bersama-sama sehingga project cost menjadi lebih murah

"Kami ingin membangun ekosistem ekonomi digital," ujarnya di sela-sela Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lewat Indonesia Pavilion, Kementerian BUMN membeberkan kesiapan Indonesia untuk ekonomi digital yang telah terlihat dari beberapa faktor. Salah satunya adalah pesatnya penetrasi jaringan internet yang mencapai 150% dalam kurun waktu 5 tahun.

Begitupun dengan meningkatnya pasar e-commerce dari US$ 6 miliar pada 2016 mencapai hingga US$ 10 miliar pada 2017. Kenaikan tersebut membuat Indonesia berada di peringkat satu negara di Asia Tengara dengan transaksi perdagangan elektronik tertinggi.

Seiringan dengan itu, kemajuan ekonomi digital juga terlihat dengan melesatnya pengguna teknologi finansial yang melonjak hingga 240% pada tahun lalu, dibanding tahun sebelumnya.



Antusiasme masyarakat Indonesia dengan perkembangan digital juga terpantau setelah menjadi pengguna Facebook keempat terbesar di dunia, peringkat satu pengguna Instagram di kawasan Asia Pasifik, dan berada di posisi keempat pengguna aktif internet secara global.

Tak hanya memamerkan data dan angka, Kementerian BUMN juga memperlihatkan langsung pertumbuhan sektor ekonomi digital pada negara-negara peserta IMF-WB melalui Himbara dengan menyediakan kartu virtual account kepada delegasi-delegasi Annual Meeting.

Gatot mengatakan salah satu yang tekankan yakni transaksi end to end. Apabila skema tersebut berjalan, dampaknya akan luar biasa bagi perekonomian Indonesia.

Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN ditunjuk sebagai official banking partner IMF-WB untuk melayani transaksi perbankan para delegasi. Pada ajang ini Himbara mengeluarkan kartu debit virtual account berlogo GPN (Gerbang Pembayaran Nasional).

Kesuksesan sektor perbankan menyambut perkembangan ekonomi digital dunia telah terlihat ketika Himbara berhasil mencatat jumlah uang elektronik yang beredar dari empat bank tersebut mencapai 103,7 juta kartu pada Juni 2018. Angka itu merupakan kenaikan 92 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yang berada di angka 54,08 juta kartu.

Salah satu anggota Himbara yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah menyiapkan 760 Kartu Virtual Account Debit yang dapat menampung dana bagi para delegasi. Virtual Account Debit ini dapat digesek di semua mesin EDC BNI yang tersebar hingga 7.432 unit di seluruh Bali, termasuk di lokasi utama pertemuan IMF-WB.

"Virtual Account BNI sudah teruji dalam event kelas dunia seperti Asian Games 2018 lalu. Kini, produk yang sama kami berikan bagi para delegasi IMF - WB Annual Meeting 2018. Dengan BNI Virtual Account ini kami percaya diri melayani perhelatan internasional ini," ujar Direktur Konsumer Banking BNI, Tambok P. Setyawati.

Kepala Divisi Voyage To Indonesia, Unit Khusus AM IMF WBG 2018, Bank Indonesia, Iss Savitri Hafidz, sebelumnya mengungkapkan bahwa perkembangan digital telah memberikan begitu banyak perubahan tidak hanya di Indonesia melainkan juga secara internasional.

Menurutnya setidaknya ada empat aspek yang harus menjadi perhatian yakni dampak terhadap perekonomian, sistem pembayaran, operasional bank sentral, serta cross-border arrangement dan collaboration.

Dia pun mendorong agar Indonesia, sebagai salah satu negara pusat perkembangan ekonomi dunia, harus dapat pula memperoleh manfaat yang optimal dari perkembangan ekonomi digital. Bukan hanya menjadi pasar dari berbagai inovasi inovasi digital.

Kepala Departemen Sistem Pembayaran BI, Onny Wijanarko, menambahkan bahwa ekonomi digital tidak bisa terlepas dari financing dan sektor keuangan yang terhubung.

"Peran BI dalam perkembangan ekonomi digital adalah dalam sistem pembayaran. Kami akan menyusun bersama dengan kementerian/lembaga strategi yang integrated dalam sektor ekonomi dan keuangan digital," ungkapnya.

Adapun, dengan berbagai perkembangan di Tanah Air, bank sentral pun yakin potensi Indonesia bisa menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara sangat terbuka lebar.

Baca juga informasi Indonesia Pavilion IMF-WBG selengkapnya di sini. (mul/mpr)

Hide Ads