Mentan Sebut Potensi Pengembangan Lahan Rawa Ada 21 Juta Ha

Mentan Sebut Potensi Pengembangan Lahan Rawa Ada 21 Juta Ha

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Rabu, 17 Okt 2018 13:40 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkap potensi lahan rawa yang bisa dikembangkan untuk pertanian. Menurut Amran, potensinya sekitar 64% atau seluas 21,82 hektare (ha)

Dia mengatakan Indonesia memiliki lahan rawa 34,1 juta hektare yang terdiri dari lahan rawa lebak 25,2 juta hektare dan rawa pasang surut 8,9 juta hektare yang tersebar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

"Dari total luas tersebut, potensi untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta hektare atau 64%. Saat ini ketersediaan lahan rawa untuk perluasan area pertanian seluas 7,52 juta hektare. Jika ini kita optimalkan, pangan kita semakin kuat," kata Amran dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada Pekan Pertanian Rawa Nasional II di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, hari ini, Amran mengatakan dengan produktivitas padi di lahan rawa rata-rata 4 ton per hektar, maka tambahan produksi padi mencapai 60,16 juta ton gabah kering giling atau setara beras 37,30 juta ton.

Ia mengungkap untuk percepatan peningkatan produksi padi, pihaknya telah mengidentifikasi dan memulai upaya optimalisasi lahan rawa 1 juta hektar di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.

"Tantangannya kita baru menemukan inovasi baru setelah 1 sampai 2 tahun dicoba. Kita coba di Sumsel dan Kalsel. Dulu kalau musim kering terbakar hanya menghasilkan asap. Kalau musim hujan hanya dijadikan perahu-perahuan dan seterusnya. Tapi hari ini dijadikan lahan produktif," tuturnya.

Sementara itu pengembangan lahan rawa percontohan di Hari Pangan Sedunia tahun ini mencapai 4 juta hektare. Amran mengatakan 2,6 juta hektare-nya telah terealisasi. Menurutnya, pemanfaatan lahan rawa dilakukan secara bertahap sehingga produktivitas yang dahulu menghasilkan 2 ton per hektare, menjadi 6 ton per hektare.

"Kalau ini terealisasi, Indonesia sebagai lumbung pangan 2045 akan jadi kenyataan. Langkah strategis harus fokus. Selatan dengan selatan. Ini Kalsel dan Sumsel. Kita fokus 2 tempat ini karena bisa kita garap kurang lebih 700 sampai 1 juta hektare," kata dia.

"Semua lahan rawa ini nanti bukan saja untuk 1 komoditas. Tapi untuk hortikultura, tanaman pangan dan peternakan. Kita prioritaskan padi, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai. Komoditas ini harus kita prioritaskan," sambungnya.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Abdul Haris Makki, optimalisasi lahan rawa merupakan salah satu solusi mewujudkan ketahanan pangan di tengah jumlah penduduk yang kian meningkat dan lahan pertanian yang menyempit. Untuk itu, pemanfaatan lahan rawa ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani dan menjadikan Kalsel sebagai lumbung padi nasional.

"Biasanya satu tahun hanya satu kali tanam, begitu datang kemarau, mudah terjadi kebakaran. Asap di mana-mana sampai mengganggu penerbangan. Tapi di HPS kali ini kita bangunkan raksasa tidur, hingga bisa dua sampai tiga kali tanam," tegasnya.


Rangkaian Pekan Pertanian Rawa Nasional II ini meliputi peluncuran Taman Sains Pertanian (TSP), Bimbingan Teknis pengelolaan lahan rawa, Gelar Inovasi teknologi Pertanian Lahan Rawa di TSP Lahan Rawa Banjarbaru, dan Pameran IPTEK dan Inovasi Pertanian Lahan Rawa. Di kegiatan ini Amran juga menyerahkan penghargaan kepada para Pemuda Tani Inovatif Lahan Rawa dari Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat.

Selain Mentan Amran Sulaiman dan Sekda Kalsel Abdul Haris Makki, kegiatan ini pun dihadiri Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir, Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir, Dirjen Hortikultura Suwandi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, dan seitar 1.000 peserta yang mewakili petani, akademisi, peneliti, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, para pengambil keputusan, dan masyarakat umum lainnya. (ega/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads