Buwas mengungkapkan, target awal penyerapan hingga akhir tahun sebesar 1,6 juta ton. Namun, angka tersebut bisa meningkat dengan adanya surplus.
"Kita kan kemarin (target) penyerapan dalam negeri 1,6 jut ton. Next kita akan nyerap lagi dan bisa lebih. Artinya, tidak ada keraguan untuk menyerap karena nggak ada kendala," jelas dia di Equator Hotel, Bontang, Kalimantan Timur, Minggu malam (28/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia juga mengatakan akan memperkuat penyerapan dalam negeri. Sehingga tidak diperlukan impor beras seperti yang sebelumnya.
Bahkan, untuk itu ia akan melakukan pemetaan di daerah-daerah guna mengetahui lokasi surplus beras.
"Artinya kalau kita surplus, kita tidak perlu impor. Jadi besok kita bakal lebih kuat penyerapan dalam negeri ya kan. Nah, tinggal kita kita bertahap kita bikin zona di mana saja yang penghasil beras surplus untuk jadi kantong penyerapan dari Bulog," ungkap dia.
Selain itu, ia juga mengungkapkan surplus tersebut rencananya akan dipasok untuk daerah-daerah yang kurang memiliki stok beras. Dengan begitu, akan ada penyebaran yang merata.
"Sisanya itu seperti di NTB surplus itu untuk NTT, Bali. Jadi nanti sisanya surplus untuk kekuatan supply Ini yang belum surplus kita dorong kita pusatkan di mana nih supaya penyebarannnya mudah," tutup dia.
Tonton juga 'BPS: Indonesia Surplus Beras, Tapi Cuma Cukup Sebulan':
(zlf/zlf)