"Tercatat, pasokan dan harga cabai sejak Januari 2018 hingga saat ini relatif terkendali. Bahkan saat puasa dan Lebaran tahun 2017 dan 2018 juga terbukti aman stabil. Keberhasilan itu harus dipertahankan dan tingkatkan. Petani Champion memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan rantai bisnis cabai ini," demikian diungkapkan Kasubdit Aneka Cabai dan Sayuran Buah, Direktorat Hortikultura Kementerian Pertanian, Mardiyah Hayati dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan konsolidasi champion cabai ini kita ingin pastikan pasokan dan cabai saat natal dan tahun baru nanti benar-benar terjaga. Nyatanya, beberapa tahun tetakhir ini para champion tersebut sudah membuktikan diri mampu berkolaborasi dengan pemerintah bahu membahu menjaga pasokan dan harga cabai aman," tukas Mardiyah.
Mardiyah merilis data potensi produksi cabe rawit bulan November 2018 mencapai 12 ribu ton, dan Desember sebesar 8 ribu ton. Sementara untuk cabe besar potensi produksi November 2018 mencapai 10 ribu ton dan Desember sebesar 11 ribu ton. Panen Cabai periode November-Desember tersebar di 29 Kabupaten mulai ujung timur Nusa Tenggara, Pulau Jawa hingga Sumatera bagian selatan. Sementara Tunov Mondro Atmojo, selaku ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia mengaku siap mendukung upaya mengamankan cabai nasional.
"Pengalaman gejolak harga cabai tahun-tahun sebelumnya cukup memberikan pelajaran kepada petani cabai tentang pentingnya membangun jaringan antar petani dan pengaturan pola tanam", ujar petani muda asal Magelang tersebut.
Dia melanjutkan anggotanya rata-rata sudah mampu memasok pasar secara kontinyu. "Karena produksi antarsentra sudah diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tumplek bleg di satu waktu, tapi kosong mlompong di waktu yang lain", terang Tunov.
Pernyataan senada diungkapkan Krisdianto, petani champion asal Banyuwangi yang mengaku rutin memasok cabai ke Bali dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta setiap harinya.
Dirinya mengaku di Banyuwangi sudah atur sedemikian rupa pola produksi cabai. Tata kawasan cabai diatur sedemikian luas di Kecamatan Wongsorejo dan Kawasan Selatan Banyuwangi.
"Tiap hari rata-rata 12 ton untuk cabe rawit merah dan 5 ton cabe keriting masuk Pasar Induk Kramat Jati khusus dari Banyuwangi. Untuk Natal dan Tahun Baru kami optimis aman," imbuh Krisdianto.
Saat ini harga cabe rawit merah di pasaran Rp 18.500 - Rp 21.000 per kilogram. Sementara cabe merah keriting Rp 26.400 - Rp 30.800.- dan cabe merah besar di kisaran Rp 20.800 - Rp.27.000 per kilogram.
Terpisah, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, menyatakan optimis pasokan dan cabai menghadapi Natal dan Tahun Baru akan lebih terjaga. Dirinya mengapresiasi kesiapsiagaan para petani cabai dan petugas dinas di 24 Kabupaten dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru.
"Jaminan pasokan yang cukup dari 24 sentra cabai tersebut akan mampu mengamankan kebutuhan pasar induk Kramat Jati, Pasar Cibitung dan pasar besar di wilayah Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Nusa Tenggara," terang Prihasto.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, meminta petani cabai menggunakan teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan. Caranya dengan menggalakkan penggunaan pestisida nabati, likat kuning, atraktan dan tanaman pembatas seperti bunga matahari, tagetes, kenikir dan jagung.
"Champion harus bisa menjadi pelopor penerapan budidaya ramah lingkungan. Kita harus terus berupaya agar cabai yang dihasilkan petani semakin berkualitas dan aman dikonsumsi masyarakat. Kami di Kementan siap mendampingi petani," pungkas Yanti.
Yanti mengatakan hal tersebut di pertemuan koordinasi pasokan cabai menjelang Natal dan tahun baru 2019 di Yogyakarta (2/11) yang menghadirkan petani maju (champion) serta petugas pembina dari 24 dinas pertanian kabupaten/kota sentra produksi utama cabai di Indonesia. (mul/ega)