Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa menyatakan, selama ini pihaknya cukup kesulitan untuk melakukan ekspor ke Jepang. Hal itu disebabkan ketatnya aturan yang diterapkan di negara matahari terbit.
Namun begitu, Iwa melihat ada peluang besar agar dua komoditas yakni mangga gedong gincu dan manggis bisa menembus pasar ekspor ke Jepang. Apalagi, lanjut dia, akan ada pertemuan antara Pemprov Jabar dengan Japan Indonesia Comitte untuk membahas berbagai rencana kerjasama, salah satunya terkait investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iwa, buah mangga gedong gincu dan manggis memiliki potensi besar untuk bisa diekspor. Pihaknya juga akan mendorong agar pengusaha Jepang berinvestasi di dua komoditas ini dengan skema inti plasma.
"Jadi kita harapkan Jepang sebagai pembeli dan kalau dimungkinkan jadi investor inti plasma," ucapnya.
Melalui skema inti plasma, Iwa menilai, bisa menjamin kepastian bagi petani terkait pasar, harga dan pembeli. Pihaknya yakin dengan cara tersebut bisa meningkatkan penghasilan para petani yang bergerak di dua komoditas itu.
"Karena harga ekspor itu mahal, bisa Rp40-Rp50 ribu per kilogram untuk manggis. Sekarang di pasangan lokal hanya dihargai Rp7-Rp11 ribu per kilogram," katanya.
Jepang, kata Iwa, menjadi pasar potensial mengingat buah-buahan ini lebih banyak diterima pasar ekspor China, Hongkong, Belanda, Perancis dan negara lainnya. "Kita juga tingkatkan pertanian yang berdaya saing sehingga bisa meningkatkan cadangan devisa," ucapnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah menyiapkan lahan dan tanaman untuk produksinya. Untuk buah mangga gedong saat ini tercatat kontribusi terbesar berasal dari Majalengka mencapai 403 ribu pohon, dengan luas lahan 4.033 hektar dan produksi mencapai 325.457 ton per tahun.
"Nilai ekspor mangga gedong baru mencapai US$ 638.136 Jepang masih belum (menerima) untuk mangga," katanya.
Sementara produksi manggis paling besar berasal dari Tasikmalaya dengan 431 ribu pohon dengan luasan mencapai 4.313 hektar. Produksinya sendiri mencapai 28.693 ton per tahun. "Lahan di Tasikmalaya masih sangat luas dan cocok untuk (budidaya) manggis," ucapnya.
Sampai saat ini manggis adalah produk ekspor holtikultura terbesar asal Jabar di mana rata-rata, ekspor manggis Jabar sekitar 1 kontainer per bulan."Selain manggis, Jabar pun mengekspor buah mangga seperti jenis arum manis serta sayuran," katanya. (zlf/zlf)