8 Negara Anggota FAO Intip Sistem Pertanian di Indonesia

8 Negara Anggota FAO Intip Sistem Pertanian di Indonesia

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Jumat, 09 Nov 2018 18:40 WIB
Foto: Dok Kementan
Jakarta - Perwakilan tetap dari delapan negara anggota Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia untuk mempelajari sistem pertanian Indonesia. Mereka sempat memanen ikan hingga melihat fasilitas laboratorium.

"Dalam kunjungan lapangan ini mereka menyaksikan langsung bagaimana kerja FAO di lapangan dan bagaimana kami berusaha bekerja dengan baik dengan penerima manfaat dan partner kami," ungkap Perwakilan FAO di Indonesia, Stephen Rudgard dalam keterangan tertulis, Jumat (9/11/2018).


Kunjungan berlangsung selama empat hari sejak tanggal 31 Oktober 2018 sampai dengan 3 November 2018 lalu. Delegasi yang hadir di antaranya berasal dari Aljazair, Australia, Chili, Yordania, Nigeria, Norwegia, Thailand, dan Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudgard bercerita, para delegasi berkunjung ke Jawa Tengah untuk menyaksikan demonstrasi padi-ikan (mina-padi) di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan kerja sama FAO dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan praktik mina inovatif.

Pada kesempatan itu peserta delegasi melakukan panen beras dan ikan bersama petani dan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya. Setelah itu, rombongan menuju Yogyakarta untuk mempelajari program Kementerian Pertanian yang didukung oleh FAO dan USAID dalam mendeteksi dan memberantas wabah penyakit unggas.

Di sana, mereka melakukan uji petik pengambilan sampel unggas di Pasar Terban Yogyakarta. Sampel unggas dibawa ke Balai Besar Veteriner Wates untuk pemeriksaan virus flu burung (Avian Influenza).

Selain itu para delegasi juga berkesempatan meninjau fasilitas laboratorium Bioteknologi dan laboratorium Virologi. Setelah itu, dilakukan presentasi proyek FAO Emerging Pandemic Threats 2 (EPT-2), dan sekilas layanan BB Veteriner Wates.

Pada kesempatan tersebut, delegasi dari Norwegia, Gunnvor Berge, menyampaikan apresiasi atas capaian program Influenza Virus Monitoring (IVM) online atau pemantauan virus AI online. Program tersebut dikatakan berhasil mengurangi kejadian penyebaran virus AI pada unggas di wilayah kerja BB Veteriner Wates.

Pada hari terakhir kunjungan, mereka mendatangi Desa Sibetan, Karangasem, Bali, untuk mempelajari proyek Agroforestri Salak yang diajukan pemerintah sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Dunia (GIAHS) yang kaya akan keanekaragaman hayati. Petani Salak di Sibetan mengelola sistem agroforestri.


Kepala delegasi yang merupakan Wakil Tetap Nigeria, Dr. Yaya Adisa Olaitan Olaniran di akhir kesempatan mengatakan terkesan dengan kunjungan yang dilakukan.

"Kami meninggalkan Indonesia dengan kenangan yang cukup baik bagaimana kerja sama itu harus dilakukan, dan kami benar-benar menghargai pemerintah, rakyat dan staf FAO di Indonesia," pungkasnya. (ega/hns)

Hide Ads