Kepala BPS Suhariyanto mengatakan hubungan perdagangan Indonesia dengan AS surplus dikarenakan perekonomia negeri Paman Sam masih tumbuh di tengah negara lain alami perlambatan.
"Perkembangan kemarin bahwa ekonomi global menunjukan pelemahan kecuali AS yang berlari sendiri, Tiongkok perlambatan untungnya ekspor kita ke Tiongkok masih meningkat," kata Suhariyanto di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Indonesia dengan AS surplus US$ 7,11 miliar. Selain itu, dengan India pun mash surplus US$ 7,30 miliar, dan Belanda surplus US$ 2,27 miliar.
Baca juga: Neraca Dagang Tekor, IHSG Tetap Hijau |
Sedangkan Indonesia dengan China, neraca perdagangannya masih defisit US$ 15,93 miliar, lalu dengan Thailand defisit US$ 4,34 miliar, dan defisit juga dengan Australia sebesar US$ 2,44 miliar.
Dapat diketahui, neraca perdagangan Indonesia per Oktober 2018 kembali tekor alias defisit sebesar US$ 1,82 miliar. Hal itu dikarenakan nilai ekspor yang sebesar US$ 15,80 miliar lebih kecil dengan nilai impor yang sebesar US$ 17,62 miliar.
Baca juga: Neraca Dagang RI Tekor Gara-gara Impor Migas |