Perang Dagang Diprediksi Lanjut hingga Pemilu Presiden AS 2020

Perang Dagang Diprediksi Lanjut hingga Pemilu Presiden AS 2020

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 23 Nov 2018 11:30 WIB
Foto: BBC World
Jakarta - Ketegangan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan terjadi hingga pemilihan Presiden AS 2020 mendatang.

Menurut laporan Standard Chartered Private Bank hal tersebut terjadi karena ketegangan itu juga akan dipengaruhi oleh politik kedua negara. Head of Strategic Investment Standard Chartered Private Bank Steve Brice menjelaskan ini juga karena Donald Trump berpotensi maju dalam pemilihan presiden nanti.

"Saya kira ini akan menjadi keputusan politik. Bisa jadi pertanda baik dan bisa tidak. Karena dalam terminologi Trump masalah dagang China dan AS ini lebih baik diselesaikan enam bulan sebelum pemilihan," kata Brice dikutip dari CNBC, Jumat (23/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brice menjelaskan, Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu pada konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di Argentina pekan depan. Namun banyak kalangan yang menyebut tak akan ada hasil yang signifikan dari pertemuan tersebut.

"Mungkin ada dampak jangka pendek. Tapi setelahnya ketegangan berpotensi kembali naik," imbuh dia.


Perang dagang ini menurut Brice turut mempengaruhi volatilitas di pasar global. Investor menjadi wait and see karena khawatir dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan pendapatan perusahaan akibat perang dagang ini.

Akibat perang dagang ini, pertumbuhan laba perusahaan di AS diprediksi akan melambat signifikan tahun depan. Namun masih relatif sehat, termasuk inflasi AS hingga bunga acuan bank sentral AS.

Menurut dia, tahun ini kenaikan bunga di AS menyebabkan investor menarik aliran modal dari negara berkembang dan menyebabkan volatilitas di pasar global.




Tonton juga 'Ketegangan Perang Dagang AS-China, Beijing Balas Naikkan Tarif':

[Gambas:Video 20detik]

(kil/ang)

Hide Ads