Prabowo Bilang UI Cuma Punya 1 Profesor Fisika, Ini Datanya

Prabowo Bilang UI Cuma Punya 1 Profesor Fisika, Ini Datanya

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 27 Nov 2018 08:40 WIB
Prabowo Bilang UI Cuma Punya 1 Profesor Fisika, Ini Datanya
Foto: Syahdan Alamsyah
Berikut kutipan lengkap Prabowo Subianto soal jumlah profesor fisika di UI yang disampaikan dalam perhelatan Indonesia Economic Forum:

"...Lulusan dari bidang sains, teknologi, teknik (engineering), matematika, berjumlah 300.000 per tahun. Di Tiongkok 1,3 juta lulusan per tahunnya. Empat (4) kali lebih banyak dari Amerika Serikat (AS) yang lulus di bidang sains, teknologi, dan matematika. Di Indonesia? Saya agak sedikit ragu mengenai jumlahnya, tapi saya berasumsi jumlahnya sangat menyedihkan.

Saya pernah berbincang dengan seorang Fisikawan peraih Nobel dari Amerika Serikat saat dia berkunjung ke Indonesia. Dia bercerita mengenai kunjungannya ke Departemen Fisika, Universitas Indonesia, salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Setelah berkunjung kesana, malamnya kami bertemu dan dia bercerita.

Seperti Anda semua tahu bagaimana para ilmuwan itu, mereka bukan diplomat, mereka bukan politisi, mereka berkata apa yang mereka pikirkan (apa adanya, blak-blakan). Dan dia bercerita kepada saya, "Dengan hormat Pak, bagaimana bisa negara anda, negara dengan penduduk terbanyak ke-empat di dunia, dan di perguruan terbaik anda hanya ada satu profesor fisika? Satu?

Saya menceritakan ini saat saya memberikan ceramah di Fakultas Ekonomi beberapa bulan lalu, Pak Dino juga hadir di sana.

Ketika saya menceritakan ini di Universitas Indonesia, di sana hadir Wakil Rektor, dan dia pertama yang protes "Tidak benar itu! Tidak benar kalau kita hanya punya satu Ph.D (Doktor) Fisika!".

Lalu saya berkata "Baik Pak, bolehkah saya bertanya berapa yang Anda (UI) punya?" Lalu dia menjawab "Kami akan cek." Bisa Anda bayangkan, seorang Wakil Rektor tidak mengetahui berapa banyak Ph.D (Doktor) yang dia miliki? Sangat sedih.

Abad ke-21 adalah abad tentang sains, tentang teknologi dan teknik. Bagaimana kita bisa bersaing tanpa sains."

Hide Ads