Berbicara di acara Kompas CEO Forum, Jokowi juga menyebutkan bahwa kunci tersebut adalah industralisasi dan ekspor.
"Ini menjadi kunci mengurangi defisit neraca perdagangan dan CAD karena kita masih kedodoran di sini, saya sudah sampaikan hiilirisasi digenjot dan digalakkan," kata Jokowi di JCC, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang nomor satu di Indonesia ini menuturkan bahwa industrilisasi yang dimaksudkan adalah mengenai hilirisasi terutama komoditas tambang yang selama ini hanya dikemas dalam bentuk mentah.
"Entah nikel, timah, kalau nggak bisa jadi barang jadi setengah dulu yang masuk hilirisasi, lalu batubara jutaan ton keluar, sekarang ada teknologi kalau batubara kelas rendah dan menegah bisa jadi gas atau minyak, kenapa kita masih mengekspor dalam bentuk bahan mentah seperti sekarang, ini mulai dihentikan dan berani beralih ke setengah jadi," ujar Jokowi.
Dapat diketahui, Bank Indonesia (BI) merilis data defisit transaksi berjalan kuartal III 2018 tercatat US$ 8,8 miliar atau 3,37% dari produk domestik bruto (PDB). Meningkatnya defisit ini disebut sejalan dengan menguatnya permintaan domestik.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan dengan perkembangan tersebut secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga kuartal III 2018 tercatat 2,86% dan masih berada dalam batas aman.
Dia menjelaskan peningkatan defisit neraca transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.
Tonton juga 'Jokowi Singgung Neraca Dagang RI Defisit di TEI 2018':
(hek/zlf)