Kondisi tersebut harus benar-benar menjadi perhatian. Pasalnya sudah saatnya Indonesia menuju satu data, di mana data yang dihasilkan akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Untuk menuju sana kita harus membuat data yang akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sayangnya saat ini masih ada inkonsistensi data di level nasional maupun daerah," kata Suharyanto dalam Seminar Satu Data Indonesia menuju Era Revolusi Industri 4.0 di Swiss-Belhotel, Jakarta, Senin (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ketika data antara pusat dan daerah disandingkan masih ada data yang tidak konsisten. Inkonsistensi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perbedaan konsep dan definisi, hingga metodologi.
"Mungkin nggak, terjadi perbedaan konsep dan definisi. Mungkin nggak, karena perbedaan metodologi. Sebuah data mentah apabila diproses menggunakan metodologi berbeda tentu akan beda hasilnya," jelasnya.
Perbedaan waktu saat melakukan pendataan juga bisa berpengaruh terhadap perbedaan hasil.
Selain itu, tidak konsistennya data bisa disebabkan oleh ketidaktelitian saat melakukan pendataan. Oleh karenanya berbagai kemungkinan di atas harus dipikirkan dan dicarikan jalan keluarnya. Hal ini penting karena data menjadi landasan dalam mengambil kebijakan.
"Perbedaan kecil pun bisa jadi masalah untuk mengambil kebijakan" tambahnya.
Tonton juga 'Data Beras BPS Jadi Acuan, Sejak 97 Ada Kekeliruan':