"Kita sudah bicara dengan Menteri Keuangan mudah-mudahan bisa diselesaikan setelah paket kebijakan 16. Ini akan masuk di situ, target kita selesai tahun ini," ujar Airlangga, saat ditemui pada acara Kompas100 CEO Forum, di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta, Selasa siang (27/11/2018).
Airlangga mengatakan super tax deduction ini digunakan untuk mengejar ketertinggalan SDM di Indonesia. Insentif pajak ini diberikan kepada industri yang terlibat dalam program vokasi serta menghasilkan inovasi. Industri tersebut memungkinkan membayarkan pajaknya dengan jumlah yang lebih kecil dengan memperbesar faktor pengurang Pajak Penghasilan (PPh).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk di level pimpinan, sudah dilakukan pelatihan batch pertama, tapi presiden minta jumlahnya dimasalkan. Tidak mau puluhan ribu maunya jutaan, itu tantangan untuk dilakukan," tutur Airlangga.
Airlangga menjelaskan yang menjadi subjek super deduction tax adalah biaya yang dikeluarkan industri untuk melakukan pelatihan tenaga kerja. Insentif pajak ini berlaku pada semua sektor industri, dengan nilai yang mencapai 200%.
"Kalau ada industri misalnya mendirikan diklat vokasi, ataupun perusahaan yang bantu sekolah kejuruan siapkan peralatan. Itu semua yang jadi subjek," ujarnya.
Tonton juga '8 Perusahaan Ini Sudah Nikmati Fasilitas Libur Bayar Pajak':
(ara/ara)