Perusahaan bahan kimia dan farmasi ini mengatakan akan memangkas 12.000 pekerjanya, dari total 118.000 tenaga kerja globalnya. Pemangkasan ini akan dilakukan pada akhir tahun 2021. Sejumlah besar pengurangan akan dilakukan di Jerman, pasar lokalnya.
Lalu, lebih dari 4.000 pekerja akan dialihkan menuju divisi ilmu tanaman perusahaan. Hal ini dilakukan sebagai konsekuensi Bayer setelah mengakuisisi Monsanto awal tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip CNN pada Jumat (30/11/2018) perusahaan Jerman itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menjual beberapa aset lainnya. Termasuk bisnis tabir surya Coppertone dan merek sepatu Dr. Scholl's.
Mereka pun akan keluar dari bisnis kesehatan hewan. Lalu segera menjual 60% sahamnya di Currenta, sebuah perusahaan yang memberikan layanan kepada perusahaan-perusahaan kimia.
Saham Bayer sendiri telah turun sepanjang tahun ini. Sebagian karena kekhawatiran atas isu yang menyebutkan bahwa perusahaan sedang berurusan dengan tuntutan hukum akibat Roundup, obat bius yang dibuat oleh Monsanto.
Pada bulan Agustus, hakim juri di San Francisco menetapkan denda $ 289 juta atau sekitar Rp 4 miliar. Denda itu diberikan setelah muncul tuntutan dari seorang mantan penjaga taman sekolah yang mengatakan bahwa produk tersebut memicu kanker rahim yang dialaminya.
Meskipun tuntutan itu bisa dikurangi oleh hakim, ratusan pengguna lain ikut melakukan klaim serupa. Monsanto pun mengatakan bahwa produk tersebut aman, bila digunakan sesuai dengan petunjuk.
Tonton juga 'Kehabisan Dana, UNRWA Pecat 118 Staf di Palestina':