Namun, aturan-aturan tersebut terasa seperti sia-sia.
"Saya berpikir jangan-jangan aturan dibuat karena kita berpikir aturan-aturan curiga, negative thinking. Tapi kita lihat sudah, bapak ibu, anak cucu, sudah 123 saja masih banyak yang lompat pagar, yang ditangkap KPK juga banyak," kata Jokowi saat bertemu dengan akuntan publik di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan, aturan-aturan tersebut seperti tak ada gunanya bila tak diterapkan secara akuntabilitas atau bertanggungjawab.
"Apa artinya, pagar (aturan) yang kita buat setinggi-tingginya, yang kita buat bertumpuk-tumpuk nggak ada gunanya, karena orientasinya harusnya akuntabilitas, efisiensi, orientasi hasil dan kecepatan," kata Jokowi.
Oleh karenanya, Jokowi meminta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk bisa mempercepat program sertifikasi akuntan. Hal ini agar para akuntan Indonesia bisa memiliki kreatifitas, keterampilan, serta inovasi untuk mendukung jalannya birokrasi yang lebih sehat dan efisien.
"Saya berharap sistem akuntansi kita jangan membangun kepatuhan yang dilandasi dengan ketakutan akan sanksi hukum, orientasinya jangan ke sini saja, tapi sistem akuntansi yang membangun etika sosial termasuk etika dalam birokrasi dan korporasi menghargai kesederhanaan, menghargai moralitas publik dan keadilan sosial, dan dipandu dengan keteladanan kita semua," tutur Jokowi.