Mengutip dari laporan tersebut, penentuan seberapa bahagianya warga di sebuah negara didasarkan pada enam indikator. Keenam indikator ini pun bisa menjadi faktor utama untuk mendorong munculnya kebahagiaan.
Sebanyak enam faktor tersebut adalah jumlah pendapatan, harapan hidup sehat, dukungan sosial, kebebasan dan kemerdekaan, kepercayaan terhadap pemerintah, dan kedermawanan warga negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segi jumlah pemasukan World Happiness Report sendiri menilai rataan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang diasosiasikan dengan pertumbuhan populasi. Dari situ mereka mendapatkan data yang lebih riil mengenai pemasukan warga negara yang lebih baik dari sekedar pendapatan per kapita.
Lalu, World Happiness Report menilai harapan hidup sehat dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai angka harapan hidup sehat. Lalu, mereka membagi data tersebut menjadi dua, yaitu harapan hidup sehat seorang warga baru lahir, dan harapan hidup sehat saat seorang warga negara menjalani kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, dukungan sosial juga menjadi salah satu faktor utama pembentuk kebahagiaan bagi warga negara. Survei GWP bertanya kepada banyak warga negara seberapa banyak saudara atau teman yang bisa dihubungi dan diandalkan saat seorang warga mengalami kesulitan.
Baca juga: Tingkat Kebahagiaan Orang Indonesia Turun |
Kebebasan dan kemerdekaan dalam membuat pilihan juga menjadi salah satu faktor menilai seberapa bahagianya seorang warga negara. Hal ini menurut GWP dapat dinilai dari seberapa puasnya warga negara dalam memilih sesuatu dalam hidupnya.
Berikutnya adalah kepercayaan warga terhadap kinerja pemerintah. Kepercayaan ini menurut survei GWP, dinilai dari persepsi warga negara terhadap pemerintahannya lewat pertanyaan 'Apakah korupsi tersebar luas di negara Anda?'.
Terakhir, adalah faktor kedermawanan warga negara. Warga yang bahagia menurut survei GWP adalah warga yang hartanya cukup untuk disisihkan dan dibagikan ke orang yang lebih membutuhkan. (ara/ara)