"Sekarang kita sedang lanjut development flight testing untuk persiapan certification flight test," kata Direktur Produksi, PT Dirgantara Indonesia, Arie Wibowo kepada detikFinance, Rabu (16/1/2019).
Uji terbang pesawat N219 saat ini masih di bawah 100 jam. Uji terbang pesawat buatan Bandung tersebut harus mencapai 300 jam untuk mendapatkan sertifikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PTDI Mulai Produksi Pesawat N219 Akhir 2019 |
Ia menambahkan saat ini PTDI sudah memiliki dua prototipe pesawat N219. Dengan adanya dua pesawat tersebut maka proses uji terbang bisa dilakukan lebih cepat untuk mencapai target 300 jam.
"Kita sudah mempunyai dua flying prototypes sehingga memungkinkan untuk meraih flight hours lebih cepat," kata Arie.
Selain melakukan uji terbang, PTDI juga melakukan uji statis (static test) dan rangkaian lainnya pada pesawat N219.
"Di samping flight testing kita juga melakukan static test, uji kekuatan dan fatique test, uji ketahanan," ujar Arie.
Baca juga: Kemenhan Pesan 17 Helikopter Buatan Bandung |
Perlu diketahui, sertifikasi adalah proses verifikasi untuk memastikan pesawat aman untuk digunakan masyarakat. Untuk mendapatkan sertifikasi tidak hanya dengan menerbangkan pesawatnya 300 jam saja, tapi juga melakukan development flight test untuk mengetahui apakah performa pesawat sesuai rancangannya.
Kemudian certification flight test sebagai verifikasi akhir dari otoritas dalam hal ini Kementerian Perhubungan terhadap keamanan pesawat.
Saksikan juga video 'Tampil di Singapore Airshow, N219 Ternyata Dilirik Airbus':
(ara/eds)