Pasalnya, kata Dean, pihaknya tidak melihat adanya panen jagung seperti apa yang diklaim oleh Kementan. Maka dari itu ia meminta agar ada kejelasan data panen seperti apa yang diakui.
"Kalau Kementan klaim ya kita amini. Tapi hanya saja pertanyaannya stok ada di mana? Tolong tunjukin kita by address, by person. Biar jangan angkanya gaib biar peternak nggak nyalahin petani jagung," kata dia kepada detikFinance, Rabu (23/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia menjelaskan panen akan berlangsung di akhir Februari nanti. Sedangkan panen puncak berada di Maret hingga April. Namun, untuk angka pastinya pihaknya tidak dapat memastikan.
"Kita belum ada laporan berapa (jumlah panen). Tapi panen akan berlangsung di akhir Februari kemudian punckanya itu Maret-April," terang dia yang juga menjabat sebagai anggota Presidium AgriWatch ini.
Sementara itu, Kementan sendiri sebelumnya mengklaim adanya panen jagung di bulan Januar-Maret dengan jumlah mencapai 10 juta ton. Bahkan, saat ini panen tersebut telah berlangsung di 18 daerah.