-
Perkawinan antara teknologi dan transportasi kembali melahirkan inovasi yang menarik. Setelah ojek dan taksi online menjamur di Indonesia, kini giliran bisnis sewa sepeda listrik berbasis aplikasi.
Setelah Go-Jek dan Grab, kali ini giliran Migo yang hadir di Indonesia. Migo merupakan perusahaan aplikasi yang menyewakan sepeda listrik.
Setelah sukses hadir di Surabaya sejak Agustus 2017, Migo pun hadir di Jakarta sejak Desember 2018. Perusahaan yakin sewa sepeda listrik bisa menjadi solusi untuk kota metropolitan yang sudah mengalami kamacetan parah dan penuh polusi.
Untuk menunjang pelayanannya, Migo pun membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi mitranya yang nantinya menjadi Migo Station. Migo menawarkan peluang usaha tanpa modal alias modal dengkul.
Helmi misalnya, dia baru menjadi mitra Migo sekitar hampir 2 bulan. Dia tahu ada peluang usaha baru itu dari temannya.
"Sudah dari Januari, awalnya ditawarin saman temen, dia juga rekanan Migo," ujarnya kepada detikFinance.
Untuk menjadi mitra Migo ternyata cukup mudah. Cukup unduh aplikasi Migo di smartphone. Kemudian daftar melalui aplikasi tersebut.
Ada formulir yang harus diisi dari aplikasi Migo. Mulai dari data diri, alamat yang akan menjadi Migo Station dan foto lokasi.
"Dokumennya cuma pakai KTP sama nomer rekening. Itu semua lewat aplikasi," terang Helmi.
Untuk syaratnya, lokasi harus mudah diakses. Tidak perlu dipinggir jalan besar, di dalam perumahan juga bisa. Asalkan memiliki lahan parkir untuk Migo dengan luas minimal 3x5 meter.
Station Migo punya Helmi sendiri berada di dalam perumahan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Kebetulan dia memiliki usaha toko kelontong. Sepeda listriknya pun ditempatkan di samping tokonya.
Pemilik Migo Station juga diwajibkan menjaga dan menerima unit sepeda yang disewa pengguna dengan waktu operasi dari pukul 06.00 hingga 21.30. Mereka pun diminta untuk mengisi ulang baterai sepeda listrik hingga penuh dan tempat top up dompet digital.
Setelah pengajuan diterima dan disetujui, nantinya mitra akan dikiriman 5 unit sepeda listrik Migo, 5 helm dan 2 charger. Jumlah unit sepeda listrik juga bisa bertambah, jika ada pengguna yang mengembalikan di stasiunnya.
Untuk menjadi mitra Migo ternyata tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun, alias modal dengkul. Mitra hanya diperlukan memiliki tempat yang mudah diakses dan tersedia tempat minimal 5Γ3 meter untuk menjadi lahan parkir sepeda listriknya.
"Daftarnya juga lewat aplikasi, enggak bayar sama sekali," kata salah satu Mitra Migo, Helmi di Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Setelah formulir pengajuan diterima dan disetujui, nantinya mitra akan dikirim beberapa unit sepeda listrik, lengkap dengan helm dan charger. Helmi sendiri mengaku saat itu dia dikirimi 5 unit sepeda listrik, 5 helm dan 2 unit charger.
Selain tanpa modal, peluang bisnis ini juga tanpa biaya operasional. Biaya listrik ternyata ditanggung oleh pihak Migo.
"Kalau listrik, kita dapat uang listrik. Kemarin saya dapay Rp 350 ribu per bulan, tergantung pemakaian. Nanti ada laporannya difoto," terangnya.
Jika ada sepeda listrik yang rusak, tenang saja itu juga dikenakan ke pengguna. Asalkan si mitra harus mengecek setiap sepeda listrik yang dikembalikan oleh pengguna.
"Jadi kita cek dulu, kalau ada yang rusak, kita laporin ke pusat, nah nanti pengguna yang harus bayar," tambahnya.
Tiap bulannya Migo akan memberikan partnership fee. Sebagai tambahan, mereka akan menerima bagi hasil dari unit peminjaman. Semakin banyak yang meminjam, potensi pemasukan akan meningkat.
"Jadi modalnya enggak ada, enggak ribet juga, kita cuma musti ngecas doang. Paling karena musim ujan kan kotor sepedanya, ya saya cuci. Itu enggak wajib, cuma saya pikir ya biar penggunanya seneng juga," ucap Helmi.
Sejak beroperasi di Jakarta, Migo langsung membuka peluang kemitraan untuk menjadi Migo Station. Salah satu yang sudah bermitra adalah Helmi.
Helmi yang memiliki usaha toko kelontong mulai bergabung dengan Migo sejak Januari 2019. Dia ikut menjadi mitra Migo lantaran diajak oleh temannya.
Migo sendiri menawarkan partnership fee kepada para mitranya. Selain itu mitra juga akan mendapatkan bagi hasil dari unit yang telah tersewa di stasiunnya. Jadi semakin banyak sepeda yang disewa maka akan semakin banyak pula pemasukan yang akan diterima.
Meski belum mendapatkan partnership fee, Helmi mendapatkan informasi dari temannya bahwa dia bisa mengantonyi uang perbulannya hingga Rp 3 juta.
"Itu katanya kalau dia sewa 12 sehari rata-rata lah bisa dapat Rp 3 juta," ucapnya.
Pembayaran dilakukan setiap bulannya pada tanggal 15. Kebetulan pada 15 Januari kemarin, Helmi belum genap 1 bulan bermitra.
Selain mendapatkan partnership fee dan bagi hasil, mitra Migo juga akan mendapatkan uang untuk pembayaran listrik. Besarannya sesuai dengan penggunaan listrik untuk mengecas sepeda listriknya.
"Kalau listrik, kita dapat uang listrik. Kemarin saya dapat Rp 350 ribu per bulan, tergantung pemakaian. Nanti ada laporannya difoto," tambahnya.
Untuk saat ini Helmi mengaku rata-rata bisa mendapatkan sewa sekitar 5 unit. Menurutnya masyarakat sekitar cukup tertarik untuk menggunakan sepeda listrik ini, sayangnya aplikasi Migo terkadang sulit untuk melakukan pendaftaran.
"Sebenarnya banyak, asal daftarnya gampang. Ini kandang susah, sudah kesini daftarnya enggak bisa-bisa," akunya.