"Ikut (merayakan) pasif tidak mengunjungi orang tua karena sudah nggak ada, juga anak ada di Singapura satu satu datang tadi pagi ke rumah bawa cucu, semalam dinner bareng dengan keluarga dekat, gitu saja," kata Jahja.
Jahja sendiri memaknai Imlek seperti halnya tradisi yang di China. Dia menerangkan, Imlek sendiri merupakan hari di mana masyarakat bersuka cita karena memasuki musim semi.
Malam hari sebelum Imlek, keluarga berkumpul untuk mempererat persaudaraan dan bersyukur atas segala hal yang diterima saat ini.
"Sebenarnya imlek adalah hari di mana setiap insan bersukacita memasuki musim semi dari sebelumnya musim dingin itu tradisi di China. Malam sebelumnya mereka bekumpul dalam suatu keluarga untuk pererat persaudaraan dan bersyukur bersama," paparnya.
Tak lupa, dalam perjumpaan dengan keluarga itu dipanjatkan pula doa agar sehat selalu dan rezeki bertambah.
"Serta saling mendoakan agar tahun baru terus sehat, rezeki bertambah dan bahagia," ujarnya.
Menurut Jahja, merayakan Imlek tidak jauh bedanya seperti merayakan lebaran. "Mirip Lebaran ya," sambungnya.