"Saya akan dorong Mayora bikin pabrik. Kita juga minta bantuan Ibu Dubes (Rusia) agar Sukhoi juga membuat pabrik di Indonesia," kata Menteri Dagang Enggartiasto Lukita, Rabu (6/2/2019).
Selain itu, menurutnya produk tersebut akan menjadi prioritas untuk di ekspor. Dia juga meminta kepada Mayora untuk membuat kopi instan miliknya versi bahasa Rusia. Kopi Indonesia, kata Mendag, bisa jadi sarana diplomasi dengan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Mayora Group Andre Atmadja senang atas dukungan yang diberikan oleh Mendag, namun masih ada beberapa hal yang perlu disiapkan jika akan membuka pabrik di luar negeri.
"Untuk mencetak pabrik itu kita harus mencapai US$ 100 juta, baru di situ dapat mencetak sebuah pabrik," papar Andre.
Selain itu, tantangan dalam menembus pasar Rusia tidaklah mudah, salah satunya adalah kompetisi di lapangan.
"Tantangan menurut saya ada beberapa, pertama adalah kompetisi di lapangan. Kita harus senantiasa memenangkan persaingan, jadi produk kita harus lebih baik dari kompetitor, harga kita harus responsible, dan distribusi kita juga harus realable, buatlah kepuasan konsumen juga harus dijaga," tambah Andre. (idr/hns)