"Ini yang prihatin Dodol Garut, saya ketika dengan owner-nya berbicara, dia terpaksa beli GKP yang hasil olahan raw sugar (gula mentah). Hal itu dilakukan agar olahan Dodolnya tidak bulukan jika didiamkan lebih dari 1 Minggu. Dari situ dia beli gula dengan harga yang lebih mahal," kata ia saat bertandang ke kator detikcom, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).
Usut punya usut, lanjut Enggar, cepat buluknya dodol garut bila menggunakan gula lokal adalah karena kualitas gulanya yang dianggap kurang memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 60% Pabrik Gula di RI Uzur |
Enggar menjelaskan mengapa Indoensia belum bisa memenuhi kebutuhan gula industri yang begitu tinggi.
"Gula ada dua jenis gula rafinansi yang berasal dari raw sugar diolah untuk kepentingan industri yang satu lagi dari konsumsi tebu dan ditambah raw sugar yang diolah menjadi gula kristal putih untuk dikonsumsi," jelas dia.
Ia menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan industri dan konsumsi pemerintah akhirnya mengeluarkan izin untuk mengimpor gula mentah di tahun ini
"Kebutuhan dalam negri 4,3 juta ton. Kemduian gula kristal konsumsi 3,2 juta ton. Ini angka ini dari rakor bukan ditetapkan dari saya itu data yang ada. setiap akhir tahun kita buat datanya ketersediaan untuk gula 818.000 ton kosnumsi stok awal di dalam negeri itu. Perkiraan produksi di dalam negeri 2,1 juta saya harus jujur menyatakan," kata dia. (dna/dna)