Biro Jodoh: Bisnis Jual Cinta yang Kebal Perkembangan Zaman

Biro Jodoh: Bisnis Jual Cinta yang Kebal Perkembangan Zaman

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 15 Feb 2019 10:06 WIB
1.

Biro Jodoh: Bisnis Jual Cinta yang Kebal Perkembangan Zaman

Biro Jodoh: Bisnis Jual Cinta yang Kebal Perkembangan Zaman
Jakarta - Bisnis jodoh dan percintaan ternyata masih cukup menjanjikan. Buktinya masih banyak perusahaan jasa biro jodoh yang bermunculan.

Bahkan industri biro jodoh kini mulai berkembang dengan berbagai klasifikasi. Mulai dari keanggotaan untuk masyarakat ke bawah hingga untuk para pekerja professional dengan biaya pendaftaran hingga ratusan juta rupiah.

Meskipun saat ini mulai banyak bermunculan aplikasi kencan online, mereka para biro jodoh tetap tak khawatir. Mereka yakin sistem tidak akan bisa mengalahkan manusia dalam membaca karakteristik para pencari, sehingga bisa mengetahui pasti calon pasangannya.
Bisnis biro jodoh merupakan salah satu bisnis yang tak lekang oleh waktu. Bahkan saat ini industri biro jodoh terus berkembang dengan berbagai klasifikasi.

Lunch Actually misalnya, perusahaan biro jodoh asal Singapura ini sudah ada di Indonesia sejak 5 tahun yang lalu. Bahkan 2 tahun yang lalu perusahaan ini mengakuisisi biro jodoh lokal yang bernama Setipe.

Lunch Actually sendiri merupakan biro jodoh khusus untuk para eksekutif atau pekerja profesional. Tarif yang dipasang oleh biro jodoh ini juga cukup mahal yakni dari yang termurah Rp 10 juta hingga Rp 129 juta.

"Jadi ada beberapa paket, bedanya jumlah orang yang dikenalin dalam kurun waktu tertentu. Untuk yang Rp 10 juta dalam 10 bulan untuk dikenalin sama 1 orang. Kalau yang Rp 129 juta dikenalin sama 20 orang," terang Assitant Branch Manager Lunch Actually, Yunita Ridevianti.

Syarat utama untuk menjadi anggota Lunch Actually adalah pekerja profesional dan tentu saja lajang. Jika sudah menikah dan berpisah, maka diharusnya memiliki bukti surat cerai dan surat kematian.

"Karena kita memang khusus untuk pekerja profesional, enggak bisa sembarang," tambahnya.

Saat ini Lunch Actually sudah memiliki sekitar 900 anggota, 70% di antaranya adalah perempuan. Kebanyakan anggotanya berusia di sekitar 30-40 tahun. Namun ada anggotanya yang berusia 24 tahun dan paling tua berusia 53 tahun.

Berbeda dengan Lunch Actually, Esron Club lebih menyasar para anggota dari kalangan menengah ke bawah. Meski begitu biro jodoh milik Esron Pandapotan Pangabean terbukti mampu bertahan sejak awal berdiri di 2001.

Esron sendiri menawarkan beberapa paket keanggotaan, mulai dari Rp 500 ribu, Rp 1 juta, Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta. Besarannya menentukan pelayanan jasa.

Intinya anggota yang sudah terdaftar akan mendapatkan data anggota lainnya dari lawan jenis. Esron akan memberikan data anggota yang sekiranya cocok dengan selera kliennya.

"Tapi kita interview dulu. Makanya wajib tatap muka. Kita akan berikan yang cocok buat dia. Misalnya kalau dia dominan atau sifatnya cenderung leader, kita tidak bisa kasih yang sifatnya sama. Sudah pasti tidak cocok," tambahnya.

Esron mengaku saat ini biro jodohnya sudah memiliki 600 lebih anggota. Dari sekian banyak anggotanya, setidaknya ada 30% dari anggota Esron yang sudah berhasil dijodohkan.

Kalau ditanya jenis bisnis apa yang tak pernah padam, mungkin salah satunya adalah biro jodoh. Ketika jenis bisnis lain mulai tergerus perkembangan jaman, para pemain biro jodoh tetap saja eksis.

Dulu, ketika perkembangan internet belum begitu masif biro jodoh begitu berjaya. Lalu ketika semua bisnis bisa dibentuk melalui aplikasi, perusahaan biro jodoh masih bisa bertahan.

Saat ini jika dilihat begitu banyak aplikasi biro jodoh. Orang-orang begitu mudah mencari-cari calon pasangan melalui aplikasi itu. Namun para perusahaan biro jodoh tak khawatir keberadaan aplikasi-aplikasi itu.

"Sebenanrya enggak khawatir juga. Soal jodoh kan tergantung kendala masing-masing orang. Market kami berbeda," kata Assitant Branch Manager Lunch Actually, Yunita Ridevianti.

Yunita menilai, pangsa pasar dari aplikasi biro jodoh adalah mereka para 'jomblo' yang mempunyai banyak waktu untuk mencari pasangan. Melalui aplikasi penggunannya memang harus aktif mencari pasangan yang cocok.

Sementara perusahaan biro jodoh membidik para jomblo yang tak punya waktu untuk mencari pasangan, entah karena kesibukannya atau apapun itu. Selain itu perusahaan biro jodoh juga membantu kliennya untuk mencari pasangan yang sesuai kriteria yang dibutuhkan. Sehingga tidak membuang-buang waktu untuk pergi kencan berkali-kali.

"Market kita adalah orang-orang yang sebenarnya sudah siap menikah, tapi enggak punya waktu dan effort untuk mencari pilihan. Jadi kami enggak merasa terganggu dengan online dating karena memag beda marketnya," terangnya.

Hal yang sama juga dibuktikan oleh Esron Pandapotan Pangabean. Bisnis biro jodohnya yang bernama Esron Club sudah berdiri sejak 2001 dan masih beroperasi hingga saat ini.

"Kalau kami memberikan pendampingan hingga mereka bertemu kita dampingi juga. Pertemuannya di tempat yang layak dan kita jaga kredibilitas kita. Karena kita berorientasi jodoh yang murni," kata Esron.

Intinya selama manusia masih butuh berkembang biak dan memiliki kasih sayang. Bisnis mak comblang akan selalu dibutuhkan bagi merrka yang sulit mendapatkan jodoh.

Punya hobi nyomblangin teman dan sering berhasil? Mungkin Anda punya peluang berhasil dalam bisnis biro jodoh.

Jangan remehan bisnis comblang mencomblang ini. Kenyataannya hingga saat ini perusahaan biro jodoh masih terus muncul.

Ibaratnya, jika di dunia masih ada manusia yang butuh bekembang biak maka biro jodoh masih tetap ada. Sebab tidak sedikit orang yang butuh bantuan untuk mencari jodohnya.

Esron Pandapotan Pangabean misalnya, dia sudah menggeluti bisnis biro jodoh sejak 2001 atau sudah hampir 18 tahun.

Awal mulanya, Esron sendiri mendirikan bisnis advertising dan distribusi media cetak. Namun dia dikenal oleh teman-temannya sebagai mak comblang.

"Teman saya bilang kenapa si kalau dijodohin kamu selalu berhasil mulu, lalu dia bilang kenapa enggak buka biro jodoh saja," ujarnya kepada detikFinance.

Akhirnya dia memutuskan untuk membuka Esron Club yang izinnya masuk dalam perusahaan advertising-nya. Tidak ada modal khusus, sebab basic dari bisnis ini adalah data dari anggotanya.

Setiap anggota yang mendaftar akan dicocokan dengan lawan jenis yang ada di data juga. Saat ini Esron Club memiliki sekitar 600 anggota.

Nah, yang menjadi modal utama adalah bakat menjadi mak comblang. Lalu juga kemampuan untuk membaca karakter pribadi dari klien. Itu untuk menentukan jodoh yang dibutuhkan oleh kliennya.

"Kunci menjodohkan untuk mempermudah dia harus konsultasi pribadi ke saya. Saya tidak bisa menjodohkan kalau dia tidak bisa membuka diri," ujarnya.

Esron sendiri menetapkan biaya pendaftaran keanggotaan mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta. Paketnya tergantung dari seberapa banyak calon pasangan yang akan dikenalkan.

Esron mengaku saat ini bisnisnya itu memiliki omzet Rp 25 juta. Kecil sebab terkadang dia juga menerima jika kliennya membayar biaya pendaftaran dicicil.

Sementara menurut Assitant Branch Manager Lunch Actually, Yunita Ridevianti jika ingin terjun di bisnis biro jodoh sebaiknya mengerti tentang psikologis. Namun tidak harus lulusan fakultas psikologi juga.

"Ya memang lebih baik punya latar belakang psikologi. Tapi untuk bisa mengerti dan membaca orang psikologi itu hanya indikator saja. Itu kan cuma membantu untuk menjelaskan tentang manusia tapi dari sisi teori. Tapi kan untuk bisa membaca orang, mengerti orang enggak harus lulusan psikologi juga," ujarnya.

Yunita juga yakin bisnis biro jodoh masih akan terus bertahan meskipun saat ini begitu banyak muncul aplikasi kencan online. Sebab pangsa pasar dari aplikasi biro jodoh adalah mereka para 'jomblo' yang mempunyai banyak waktu untuk mencari pasangan. Melalui aplikasi penggunanya memang harus aktif mencari pasangan yang cocok.

Hide Ads