Akhirnya Bos Bukalapak Ketemu Jokowi

Akhirnya Bos Bukalapak Ketemu Jokowi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 17 Feb 2019 08:41 WIB
1.

Akhirnya Bos Bukalapak Ketemu Jokowi

Akhirnya Bos Bukalapak Ketemu Jokowi
Antara Foto/Puspa Perwitasari
Jakarta - Pendiri sekaligus CEO BukaLapak Achmad Zaky pada Sabtu bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan mereka membahas tentang alokasi anggaran untuk penelitian dan pengembangan di Indonesia.

Selain itu, pertemuan itu juga membicarakan tentang klarifikasi cuitan Zaky di Twitter soal dana penelitian pengembangan dan presiden baru.

Apa saja hasil pertemuan tersebut? Berikut berita selengkapnya:
Pihak Istana Kepresidenan khawatir cuitan #uninstallbukalapak yang ramai di media sosial Twitter bisa mengganggu kondisi bisnis e-commerce di Indonesia.

Tagar itu muncul karena respon warganet atas cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky di Twitter soal dana riset Indonesia yang masih tertinggal dan istilah 'presiden baru' pada Kamis lalu.

"Ya sama sekali sih beliau (Presiden Jokowi) tidak marah ya, bahkan, beliau kuatir kalau ini terus berlanjut uninstall terhadap Bukalapak ini. Ini akan mengganggu bisnis e-commerce di Indonesia," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).

Teten juga mengatakan bahwa Bukalapak merupakan salah satu perusahaan rintisan raksasa di Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh kalangan UMKM.

"Harus kita tahu Bukalapak ini adalah salah satu empat dari unicorn kita. Selain Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan banyak UMKM yang menggunakan marketplace nya di empat unicorn ini," katanya.

Oleh karenanya, masyarakat khususnya netizen diminta untuk menghentikan aksi uninstall Bukalapak tersebut.

"Jadi jangan sampai ini kemudian menjadi rusak. Karena ini juga jadi kebanggaan kita. Karena ini empat unicorn Indonesia yang kuat di Asia Tenggara," tuturnya.

Presiden Jokowi juga membuka peluang insentif pajak untuk Bukalapak jika serius dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

"Masih dalam proses pembicaraan untuk memberikan super deductible tax, baik dalam rangka pengembangan SDM dan juga inovasi," ujar Jokowi, Sabtu (16/2/2019).

Super deductible tax adalah insentif yang diberikan kepada perusahaan yang terlibat atau investasi di sektor pendidikan vokasi, serta penelitian dan pengembangan (Litbang/R&D). Jadi perusahaan yang ingin mendapatkan insentif ini harus aktif dalam kegiatan pengembangan dan pendidikan SDM.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah menerbitkan peraturan tersebut. Aturan ini diterbitkan pada Mei 2018 yang lalu.

Jokowi juga meminta masyarakat Indonesia mendukung perusahaan rintisan yang kini sudah menjadi unicorn seperti Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan BukaLapak.

"Ini untuk memajukan ekonomi kita semuanya dan mendorong start up," imbuh dia.

Zaky akhirnya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk klarifikasi tentang cuitan tersebut. Kemudian menanggapi hal tersebut, Jokowi mengatakan pemerintah telah menganggarkan dana untuk pengembangan dan riset sebesar Rp 26 triliun.

"Supaya kita semuanya tahu bahwa dana pengembangan dan riset ini kita sudah Rp 26 triliun," kata Jokowi di Istana, Sabtu (16/2/2019).

Jokowi pun menilai jumlah dana yang dianggarkan tersebut sudah cukup besar.

"Jadi sudah gede sebetulnya anggarannya. Meskipun ke depan kita ingin mengembangkan," jelasnya.

"(Agar) tembakannya tepat, sehingga inovasi negara ini bisa muncul. Sekarang sudah tersebar di Kementerian dan Lembaga. Jadi sudah gede sebetulnya anggaran (riset), meskipun ke depannya kita ingin mengembangkan lagi," jelas dia.

Dalam cuitan tersebut, pria yang akrab disapa Zaky ini menyebutkan bahwa anggaran R&D Indonesia masih kalah jauh dibanding negara lain di Asia. Zaky pun menyebutkan bahwa dengan anggaran sebesar itu, industri 4.0 hanya omong kosong belaka.

Dalam cuitan yang dihapus oleh Zaky, anggaran R&D Indonesia pada tahun 2016 disebutkan US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun.

Hide Ads