"Lama-lama saya berfikir, memang barangkali kita nggak pernah bisa beres kalau berbasis barang," kata dia dalam acara Economic Outlook 2018 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Tapi bukan berarti RI tak punya harapan di masa depan. Justru ia melihat ada peluang lain bagi ekonomi Indonesia. Menurutnya, RI bisa berkembang di industri kreatif berbasis jasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh saja industri perfilman. Menurut Faisal, Indonesia bisa membuat industri perfilman seperti Bollywood dan Hollywood, menjadi Inawood.
"Bayangkan, satu film bisa libatkan 300 orang, 200 film produksi dalam setahun. Berapa tenaga kerja yang diciptakan? Satu lagi adalah sektor pendidikan dan kesehatan," jelasnya.
Atau bisa juga pengembangan jasa di bidang kesehatan. Menurutnya, sudah tak waktunya lagi rumah sakit besar di RI bersaing dengan sesama pemain lokal, harus mulai bermain dengan rumah sakit asing.
"Kalau itu ada rumah sakit asing masuk ke Indonesia, bayangkan. Mereka nggak akan bawa perawat dari sana, pasti perawat kita semua. Dokternya, satu-dua dari Singapura, tapi selebihnya lebih banyak Indonesia. Artinya kan berapa lapangan kerja yang akan tercipta. Berapa pengiritan yang bisa dibuat karena orang nggak perlu ke luar negeri lagi untuk berobat," tandas dia. (dna/ang)