Kisah Donald Sihombing, Dipecat hingga Masuk Daftar Orang Terkaya RI

Round-Up

Kisah Donald Sihombing, Dipecat hingga Masuk Daftar Orang Terkaya RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 09 Mar 2019 10:06 WIB
Kisah Donald Sihombing, Dipecat hingga Masuk Daftar Orang Terkaya RI
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Nama Donald Sihombing mendadak populer. Ini karena namanya masuk dalam daftar orang terkaya dunia asal Indonesia versi Majalah Forbes.

Forbes belum lama ini mengumumkan daftar terbaru Billionaires 2019. Dari daftar itu, menurut asal negara Indonesia ada 21 nama yang masuk.

Dari 21 nama orang Indonesia yang terdaftar dalam Billionaires 2019, Donald Sihombing berada di urutan ke-14. Jumlah hartanya yang mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun (kurs Rp 14.000).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekayaan Donald berasal bisnis konstruksi. Lewat perusahaan bernama PT Totalindo Eka Persada Tbk, Donald membangun hotel hingga pusat perbelanjaan seperti Hotel Four Seasons, Hotel Mulia hingga Mal dan Apartemen Taman Anggrek.

Kisah hidup Donald pun tidak berjalan mulus. Pria asal Medan, Sumatera Utara itu pernah dipecat sebelum sukses seperti sekarang. Penasaran dengan kisah Donald? detikFinance merangkum ulasannya berikut ini:

Pernah Dipecat

Foto: Danang Sugianto
Nama Donald Sihombing mendadak muncul dalam daftar populer pencarian di internet. Nama yang asing terdengar saat mengetahui bahwa orang tersebut terdaftar dalam deretan orang terkaya di dunia asal Indonesia.

Baru-baru ini Forbes mengumumkan daftar terbaru Billionaires 2019. Dari daftar biliuner baru tersebut, menurut asal negara Indonesia ada 21 nama yang ikut masuk.

Dari 21 nama orang Indonesia yang terdaftar dalam billionaires 2019, Donald Sihombing berada di urutan ke-14. Jumlah hartanya yang mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun (kurs Rp 14.000) mengungguli milik Djoko Susanto, Keluarga Ciputra hingga Hary Tanoesoedibjo.

Nama Donald Sihombing memang jarang terdengar dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Saking barunya nama Donald Sihombing dalam daftar tersebut, Forbes belum mencantumkan foto Donald di laman daftar tersebut.

Dikutip dari laman profil Donald Sihombing di Forbes, Jumat (8/3/2019), Donald diketahui merupakan pendiri PT Totalindo Eka Persada. Perusahaan konstruksi tersebut banyak membangun gedung-gedung besar dan bergengsi di Jakarta seperti Hotel Four Seasons, Hotel Mulia hingga Mal dan Apartemen Taman Anggrek.

Donald yang lahir pada 23 Juli 1956 itu merupakan lulusan Fakultas Teknik Universitas Akron di Amerika Serikat (AS). Dia bekerja di perusahaan konstruksi sebelum mendirikan perusahaannya sendiri pada tahun 1995.

Menariknya sebelum sukses membangun perusahaannya, pria yang lahir di Medan itu pernah dipecat dari perusahaan konstruksi yang bernama PT Total Bangun Persada Tbk. Di usia 40 tahun, Ia kemudian mendirikan PT Totalindo Eka Persada Tbk, tepatnya pada Oktober 1996.

Garap Proyek Skala Besar hingga Rumah Murah

Foto: Agung Pambudhy
Di usia 40 tahun, Donald Sihombing mendirikan PT Totalindo Eka Persada Tbk, tepatnya pada Oktober 1996.

Lewat Totalindo, pria batak yang kini berusia 63 tahun tersebut telah banyak membangun konstruksi berskala besar.

Selain yang disebutkan di atas, ada pula Kalibata City, Grand Indonesia West Mall hingga pembangunan rumah susun seperti rusun KS Tubun, Rusun Nagrak Tower 1-5, Rusun Penggilingan Pulogebang, hingga Jembatan Siak Indrapura.

Donald sendiri saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk. Donald juga merupakan pemegang saham terbesar Totalindo, yakni mencapai 74%.

Donald berhasil membawa Totalindo ke lantai bursa pada Juni 2017. Sejak IPO Juni 2017, harga saham Totalindo telah melonjak, mencatatkan kenaikan sepuluh kali lipat pada puncaknya.

Totalindo saat ini juga melakukan diversifikasi bisnis dengan ikut masuk ke perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) selain dari proyek-proyek kelas atas lain. Totalindo merupakan perusahaan kontraktor yang menangani proyek hunian DP Rp 0 milik Pemprov DKI Jakarta.

Pengembang Besar Jarang Masuk Bisnis Rumah Murah

Foto: Danang Sugianto
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Eko Heripoerwanto mengatakan, selama ini pengembang besar jarang masuk ke proyek MBR. Mereka, kata Eko, biasanya masuk ke bisnis MBR melalui perusahaan di grup usahanya.

"Selama ini pengembang-pengembang besar memang belum banyak yang masuk, tetapi setidaknya grupnya ada yang masuk," ujarnya di Kementerian PUPR Jakarta, Jumat (8/3/2019).

"Mereka punya grup yang spesialisasi rumah MBR, grup mereka masuk," sambungnya.

Eko sendiri tak mempermasalahkan grup besar masuk dalam bisnis rumah murah. Sebab, memang tidak ada batasan pengembang yang masuk ke bisnis rumah MBR.

"Nggak ada larangan, kan clear ya. Nggak ada obstacle, silakan kalau mau masuk," ujarnya.

Keuntungan Bisnis Rumah Murah

Foto: Danang Sugianto
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Eko Heripoerwanto menjelaskan, untuk harga jual rumah MBR saat ini berdasarkan harga yang maksimum yang ditetapkan pemerintah tahun 2018. Untuk kenaikan harga atau harga baru di 2019, saat ini sedang menunggu restu Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Untuk keuntungan, dia bilang, pengembang sendiri akan menentukan besar keuntungan (margin). Besaran keuntungan ini berlaku kompetisi pasar.

Artinya, lanjutnya, semakin besar pengembang mengambil keuntungan maka berpotensi ditinggal konsumen.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, pengembang diminta mengatur sendiri margin dan seterusnya. Kan ini kompetisi pasar, jadi kalau pengembang dirasa oleh konsumen terlalu besar mengambil untung, ya pengembang lainnya akan masuk, pilihan buat konsumen mana yang paling murah," ujarnya.

Soal rata-rata margin, Eko enggan berkomentar. Dia minta agar ditanyakan langsung ke pengembang.

"Tanya aja ke pengembang," sambungnya.
Halaman 2 dari 5
(hns/hns)
Hide Ads