Peneliti dari INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, kebijakan Capres Petahana yang populis tersebut hanya menjadi disinsentif bagi masyarakat yang ingin mencari pekerjaan.
"Kalau populis dilanjutkan akan menjadi disinsentif bagi anak-anak muda untuk mencari pekerjaan, ini yang menurut saya berbahaya ke depannya," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Bhima menyebut, jualan 'kartu sakti' pernah dilakukan Jokowi sejak 2014 dan itu hanya menjadi kebijakan yang populis. Sehingga, jika dilanjutkan lagi harus memikirkan dampak bagi para pengangguran lulusan SMK yang sekitar 11% porsinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT