Dari polling tersebut, terdapat 128 pembaca yang memberikan pandangannya. Dari 128 pembaca, 63 di antaranya menyatakan pro atau mendukung kebijakan tarif ini. Apa alasan mereka?
Salah satu pembaca, Amangboru Marpaung mendukung kebijakan ini karena driver juga butuh kehidupan yang layak. Terlebih, ojol sudah menjadi penghasilan utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembaca lain dengan akun Belalang87 juga mendukung keputusan pemerintah. Lantaran, driver juga mengeluarkan berbagai biaya untuk bekerja. Dia pun mengkritik pihak yang kontra lantaran hanya menimbang manfaat saja. Padahal, lanjutnya, sebenarnya masih ada alat transportasi lain.
"Kebanyakan customer yang kontra ketahuan, azas manfaat, egoisme tinggi kalau bisa dikasih promo seumur hidup sampai mati, naik ojol gratis. Asal lo (kamu) tahu pada ye, lo bisa milih transportasi lain kalau memang nggak suka, silakan naik motor, mobil sendiri, isi bensin sendiri, bayar angsurannya sendiri, parkirin sendiri, bayar parkir sendiri," paparnya.
Liem Li berpandangan sama mendukung kebijakan tarif ini. Sebab, ojol memberikan pelayanan yang tidak dimiliki angkutan lain.
Baca juga: Berlaku 1 Mei, Tarif Ojol Rp 2.000/Km |
"Setuju, Cs kan di jemput di depan rumah, antar sampai tujuan. Gak mungkin Cs (customer) naik angkot, emang angkot mau jemput di depan rumah? Belum lagi kena macet," terangnya.
Selanjutnya, ada Muhammad Rifal Fauzu yang mendukung tarif baru karena kasihan para driver. "Setuju, kasihan driver untuk biaya bensin, servis sama tenaga nggak cukuplah kalau kecil begitu," katanya.
Untuk diketahui, dalam keputusan tarif ini pemerintah mematok batas bawah sebesar Rp 2.000 per km untuk Jabodetabek dan batas atas Rp 2.500 per km.
Simak Juga 'Tanggapan Driver Soal Kemenhub Tetapkan Tarif Dasar Ojol Rp 2000/km':